Jakarta, CNN Indonesia -- Kasus penistaan agama telah mengubah persepsi warga Jakarta terhadap Basuki Tjahaja Purnama. Setelah kasus tersebut, calon gubernur DKI Jakarta itu dianggap gagal menjaga keberagaman di ibu kota.
Hal tersebut diungkap Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA dalam survei terbaru yang telah dilakukan pada 5 hingga 11 Januari lalu. Survei yang melibatkan 880 responden itu memiliki tingkat
margin of error sebesar 3,4 persen.
Dari 880 responden, hanya 15,2 persen responden yang meyakini sang petahana mampu menjaga keberagaman ibu kota jika terpilih lagi menjadi Gubernur. Sementara, sosok calon gubernur yang dianggap paling mampu menjaga keberagaman adalah Agus Harimurti Yudhoyono dengan mendapat suara 30,5 persen responden.
Calon gubernur nomor urut tiga Anies Baswedan hanya mendapat kepercayaan dari 24,5 persen responden.
"Padahal, 96,1 persen responden menganggap keberagaman kota Jakarta menjadi isu penting. Ahok yang kini menjadi terdakwa justru dianggap bagian dari problem, bukan solusi," kata peneliti LSI Adrian Sopa di kantor LSI Denny JA, Jakarta, Selasa (24/1).
Menurut Adrian, kepercayaan terhadap Ahok turun karena ia dianggap kurang berempati terhadap agama masyarakat. Selain itu, gaya bicara Ahok yang kurang diplomatis juga menjadi alasan munculnya penilaian miring terhadapnya.Di sisi lain, latar belakang Agus sebagai tentara menjadi faktor pendorong tingginya kepercayaan responden terhadapnya. Agus juga dianggap sebagai cagub yang paling mewakili pemilih dari kalangan moderat atau nasionalis-religius.Untuk Anies, menurut Adrian, ia dianggap mampu dan berkomitmen dengan keberagaman Jakarta. Namun, ia kalah pamor dengan Agus karena sempat tersandung rumor soal Syiah, Islam Liberal, dan persoalan kunjungannya ke rumah tokoh FPI Rizieq Syihab beberapa waktu lalu.
"Jika polarisasi pemilih muslim ini bertahan hingga hari pemilihan, bagi Ahok akan beresiko. Ahok hanya menang di segmen pemilih muslim yang punya persepsi bahwa ia tidak menista agama," katanya.
Adrian mengatakan, sentimen agama menguat di Pilkada 2017 sejak ditetapkannya Ahok sebagai tersangka kasus dugaan penistaan agama oleh kepolisian. Survei LSI Denny JA menemukan ada 61,1 persen responden yang menyatakan keberagaman ibu kota terganggu akibat kasus tersebut.
Hanya 27,5 persen menyatakan tak ada gangguan terhadap keberagaman ibu kota akibat kasus Ahok. Sementara, 11,4 persen responden enggan menjawab pertanyaan itu.
"Sebesar 65,7 persen pemilih Muslim Jakarta meyakini Ahok menista agama. Hanya 22 pemilih non muslim yang meyakini Ahok menista agama. Polarisasi Agama menentukan bulat dan lonjong Pilkada Jakarta," ujar Adrian.
(wis/obs)