Jakarta, CNN Indonesia -- Elektabilitas pasangan nomor urut satu Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni mengalami penurunan yang signifikan, sebagaimana rilis hasil survei sejumlah lembaga beberapa hari terakhir. Menanggapi hal itu, Agus tak percaya dengan data hasil survei yang menurutnya sengaja diatur oleh kelompok tertentu.
"Saya tak percaya dengan hasil survei yang sengaja dibingkai oleh pihak tertentu," kata Agus saat ditemui di Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (2/2).
Agus mengatakan tudingan pembingkaian itu bukan tanpa dasar. Menurutnya, ada lembaga survei yang independen dan objektif, tapi di sisi lain ada pula lembaga pesanan yang bertugas membingkai persepsi masyarakat.
Putra pertama Susilo Bambang Yudhoyono itu mengatakan, pembingkaian dibuat untuk menunjukkan kepada publik soal perubahan elektabilitas.
Agus menyampaikan, pihaknya juga melakukan survei yang hasilnya dianggap sama dengan lembaga independen dan kredibel. Hasil surveinya pun menunjukkan bahwa pasangan Agus-Sylvi tetap mengalami tren positif.
Kalaupun ada survei yang mengatakan elektabilitasnya turun, Agus menyatakan tak terganggu dengan hasilnya. Justru sebaliknya, timnya akan lebih giat dalam meningkatkan elektabilitas pasangan nomor urut satu.
"Dari awal saya mengatakan kalau mendapatkan nilai baik kita jadikan motivasi, kalau nilai tak baik kita kerja keras dan yang paling penting lihat situasi di lapangan," kata Agus.
Pda Rabu (1/2), Poltracking Indonesia merilis hasil survei yang menunjukkan elektabilitas pasangan nomor urut satu, Agus-Sylviana, menurun cukup signifikan jelang dua pekan hari pemilihan Pilkada DKI Jakarta pada 15 Februari 2017.
Survei yang dilakukan pada 24-29 Januari 2017 itu menunjukan, Agus-Sylvi mengalami penurunan 4,5 persen dari survei Poltracking sebelumnya 30,25 persen. Sementara, Ahok-Djarot naik 1,25 persen dari 28,88 persen, dan Anies-Sandi juga naik 2,87 persen dari 28,63 persen.
Lembaga survei Charta Politika juga merilis hasil survei yang digelar pada 17-24 Januari 2017. Hasilnya, pasangan calon Agus-Sylvi mengalami penurunan tajam (29,5 persen menjadi 25,9 persen). Sedangkan Ahok-Djarot meningkat tajam (28,9 persen menjadi 36,8 persen), dan Anies-Sandi stagnan (26,7 persen menjadi 27 persen).