Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto berharap tak ada kegaduhan saat masa tenang Pilkada 2017. Ia pun meminta organisasi kemasyarakatan tak melakukan kegiatan yang memicu kericuhan selama masa tenang itu.
"Namanya minggu tenang, sudah tidak ada kegiatan yang memicu sentimen, mempengaruhi publik," kata Wiranto di Kompleks Istana Kepresidenan, Jumat (3/2).
Masa tenang Pilkada Serentak 2017 akan berlangsung selama tiga hari sebelum pemungutan suara, yakin pada 12 hingga 14 Februari.
Berdasarkan informasi yang diterima dari pihak kepolisian, sejumlah ormas keagamaan yang tersebar di 15 kota akan menggelar aksi di kota masing-masing selama tiga hari masa tenang itu.
Ormas di Jakarta dikabarkan akan
long march dari Jalan Sudirman ke Jalan MH Thamrin pada Sabtu (11/2), dilanjutkan acara salat subuh berjamaah pada Minggu (12/2) dan Rabu (15/2).
Menanggapi rencana ini, Wiranto menyarankan agar masyarakat terutama pemilik hak suara benar-benar memanfaatkan masa tenang untuk berpikir jernih sebelum menentukan pilihan.
"Masyarakat pemilih diharapkan bisa melakukan kontemplasi untuk memilih yang terbaik. Nah itu gunanya minggu tenang," kata mantan Ketua Umum Partai Hanura ini.
Imbauan serupa diberikan Markas Besar Polri. Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Inspektur Jenderal Boy Rafli Amar menyatakan, Polri berkoordinasi dengan KPU dan Bawaslu untuk mengantisipasi aksi di masa tenang Pilkada.
"Kami kembali menegaskan, itu masa tenang. Kami imbau jangan melakukan tindakan yang mengganggu masyarakat terutama di masa tenang itu," kata Boy.
(wis/gil)