Jakarta, CNN Indonesia -- Perubahan pola dukungan terjadi mendekati hari pencoblosan Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta 2017 pada setiap pasangan calon gubernur dan wakil gubernur.
Menilik hasil survei Litbang Kompas pada 28 Januari-4 Februari 2017, jumlah suara yang masih bisa berubah atau
swing voters dari setiap pasangan calon masih cukup tinggi. Meskipun jumlah tersebut mengalami penurunan apabila dibandingan dengan hasil survei sebelumnya.
Sebanyak 24,5 persen dari keseluruhan jumlah responden pemilih pasangan calon nomor urut tiga Anies Baswedan-Sandiaga Uno masih menjadi swing voters.
Tidak jauh berbeda, pasangan nomor urut satu Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni pun masih memiliki 21,6 persen
swing voters dari keseluruhan jumlah responden yang memilih mereka. Adapun untuk pasangan calon nomor urut dua Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat memiliki 15,9 persen
swing voters dari keseluruhan jumlah respondennya. Sedangkan, responden yang belum menentukan pilihannya atau
undecided voters dalam survei ini sebanyak 7,1 persen.
Pengamat politik dari Indonesia Public Institute (IPI) Karyono Wibowo mengingatkan agar ketiga pasangan calon pada kesempatan debat terakhir Jumat malam (10/2) tidak hanya digunakan untuk mempertahankan loyalitas pendukung mereka saja.
Tetapi juga harus dimanfaatkan untuk memberi keyakinan pada responden mereka yang masih menjadi
swing voters maupun
undecided voters. Bahkan, ketiga pasangan calon harus bisa menarik keyakinan dari
swing voters pasangan calon lawan.
Menurut Karyono, apabila ketiga pasangan calon tidak bisa memberikan keyakinan yang kuat, terutama untuk para
swing voters dan
undecided voters maka debat terbuka ketiga tidak akan memberi pengaruh yang siginifikan untuk mengubah suara. Sebab, debat yang akan dilaksanakan nanti sudah memasuki sesi yang terakhir dan masa kampanye pun akan segera berakhir. Masyarakat tentu sudah mengukur dan menilai dengan melihat debat sebelumnya.
"Debat hanya menjadi salah satu faktor untuk mempengaruhi
swing voters dan
undecided voters memilih pasangan siapa. Salah satu ya, bukan satu-satunya faktor yang menjadi pertimbangan pemilih untuk menentukan pilihannya,” ujar Karyono dalam perbincangan dengan CNNIndonesia.com, Jumat (9/2).
Jadi, lanjut dia, tergantung bagaimana
treatment yang akan para calon lakukan. “Mereka harus punya alasan yang kuat untuk menyakinkan pemilih yang masih ragu-ragu dan yang belum menentukan pilihan tersebut," kata Karyono.
Menurut Karyono apabila pasangan calon ingin memenangkan suara pada Pilkada Jakarta pekan depan, maka sekadar memberikan keyakinan saja sebenarnya tidak cukup. Ketiga pasangan calon dan tim sukses mereka masing-masing harus bisa memanfaatkan waktu yang tersisa ini untuk memastikan pemilih loyal mereka datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) dan menggunakan hak pilihnya.
Begitu pula untuk pemilih swing voters dan undecided voters, selain harus bisa memberikan keyakinan pada mereka, ketiga pasangan kandidat juga harus memastikan pemilih swing voters dan undecided voters datang ke TPS dan menggunakan hak pilih mereka.
Pada pekan terakhir menjelang berakhirnya masa kampanye dan debat ketiga, masing-masing pasangan calon terlihat memiliki strategi yang berbeda untuk memaksimalkan perjuangan mereka.
Pasangan nomor urut satu, Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni, memilih fokus bergerilya di lapangan dan melakukan konsolidasi suara dibandingkan persiapan materi debat. Cara tersebut dinilai strategis demi mempertahankan kantong-kantong suara yang selama ini sudah dikumpulkan.
Sementara itu pasangan nomor urut dua, Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat tampak lebih adem ayem dalam menghadapi pekan terakhir kampanye. Hingga kemarin, Kamis (9/2), baik Ahok maupun Djarot masih terlihat melakukan blusukan ke sejumlah pemukiman warga.
Pasangan nomor urut tiga, Anies Baswedan-Sandiaga Uno memilih untuk mengurangi intensitas pertemuan dengan warga pemilih. Keduanya memilih fokus menggelar agenda bersifat internal. Anies Baswedan menyatakan pertemuan internal ini merupakan salah satu perubahan strategi yang dilakukan olehnya dan Sandiaga demi memenangkan Pilkada DKI Jakarta.
Keputusan SendiriKaryono melihat sebagian besar pemilih dalam menentukan pilihannya lebih didasarkan pada keputusannya sendiri.
Pemilih akan cendurung untuk melihat visi dan misi dari program yang ditawarkan oleh kandidat, melihat rekam jejak pribadi dari para kandidat, personal kandidat yang dipersiapkan dengan kepribadian yang kejujuran dan sifat merakyatnya, dan juga rekam jejak kisah sukses yang dimilikinya.
"Rekam kesuksesan,
success stories juga menjadi salah satu faktor yang menjadi pertimbangan, seperti apa saja kesuksesan yang berhasil diraih, apa saja program yang telah sukses dilakukan pernah tidak dirasakan oleh masyarakat atau apakah pernah melakukan sesuatu yang dampaknya sudah dirasakan langsung oleh masyarakat, kinerjanya bagus atau tidak, memuaskan untuk masyarakat atau tidak," tutur Karyono.
Pernyataan yang disampaikan oleh Karyono tersebut senada dengan hasil survei Litbang Kompas yang mengungkapkan pertimbangan responden memilih kandidat. Dari sejumlah kriteria yang disebutkan, kriteria yang populer disebutkan responden antara lain pengalaman memimpin daerah atau instansi pemerintah, latar belakang pendidikan, serta reputasi dan perjalanan karier kandidat.
(obs)