Jakarta, CNN Indonesia -- Partai Gerindra yang mengusung Anies Baswedan dan Sandiaga Uno dalam Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta menilai lawan Anies-Sandi yaitu Basuki Tjahaha Purnama atau Ahok dan Djarot Saiful Hidayat akan kesulitan menambah perolehan dukungan suara di putaran kedua pilkada.
Politisi Gerindra yang menjadi juru bicara pemenangan Anies-Sandi, Aryo Djojohadikusumo kekuatan pasangan Ahok dan Djarot untuk meraup tambahan suara di putaran kedua sudah tak bisa lagi dalam jumlah besar.
“Di wilayah-wilayah yang menjadi basis kantong suara Ahok sudah mentok kalau ingin mendapat penambahan suara,” ujar Aryo kepada CNNIndonesia.com, Minggu (19/2).
Menurut Aryo, perolehan suara Ahok dan Djarot saat pencoblosan pada 15 Februari lalu sudah mendekati batas maksimal. Kondisi ini, ucap dia berbeda dengan Anies-Sandi yang masih memiliki peluang besar menggarap wilayah-wilayah yang akan menjadi sumber penambahan perolehan suara pada putaran kedua April mendatang.
“Pasangan Anies dan Sandi waktu pemungutan suara 15 Februari berhasil menang di lebih banyak tempat pemungutan suara. Jumlah TPS-nya lebih unggul,” kata anggota Komisi VII DPR ini.
Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Gerindra itu mengklaim bahwa untuk menambah perolehan suara di putaran kedua Anies-Sandi hanya butuh menambah 50 suara di setiap TPS yang jumlah totalnya ada lebih dari 13 ribu TPS yang tersebar di seluruh ibu kota.
“Kalau di pukul rata-rata di masing-masing TPS butuh penambahan 50 suara saja. Kalau penambahan di setiap TPS itu bisa kami raih maka suara yang kami peroleh sudah mencapai 51,5 persen,” tutur Aryo.
Aryo melanjutkan pasangan Ahok-Djarot hanya dimungkinkan untuk menambah suara dari golput atau warga yang tidak menggunakan hak pilihnya pada hari pemungutan suara pada 15 Februari lalu. Namun Anies dan Sandi juga akan membidik secara maksimal suara golput pada putaran kedua nanti.
Dia menambahkan Anies dan Sandi juga bakal mendapat tambahan suara yang cukup besar dari partai-partai yang tadinya mendukung Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni. “Anggota partai yang tadinya menjadi pendukung AHY berduyun-duyun datang ke kami untuk bergabung,” kata Aryo.
Aryo lantas menepis klaim tim pemenangan Ahok-Djarot bahwa bakal terjadi migrasi suara ke Ahok dan Djarot dari pemilik suara yang pada 15 Februari lalu tak mencoblos Ahok dan Djarot. “Soal akan ada migrasi suara ke Ahok dan Djarot itu tidak sesuai dengan fakta di lapangan. Berdasarkan apa? Basis datanya apa?” ujarnya.
Sebelumnya politikus PDIP Eva Kusuma Sundari menyatakan untuk menambahkan perolehan suara Ahok-Djarot pada putaran kedua nanti sumbernya dari berbagai macam, seperti dari golput. “Ada 26 persen yang golput jika setengahnya saja mencoblos di putaran kedua nanti dan suaranya ke Ahok-Djarot, lumayan,” kata Eva kepada CNNIndonesia.com, Sabtu (18/2).
Anggota Tim Pemenangan Ahok-Djarot Bidang Data dan Informasi ini menuturkan sumber penambahan suara lain yaitu dari perpindahan dukungan suara ke Ahok-Djarot. “Peluang kedua, ya migrasi dari yang mencoblos pasangan calon nomor urut satu atau tiga,” kata Eva.
Eva meyakini kubu Ahok-Djarot bakal dapat tambahan suara dari pendukung kandidat lain, bukan hanya dari Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni tapi juga dari pendukung Anies Baswedan-Sandiaga Uno.