Jakarta, CNN Indonesia -- Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat akan menggiatkan program Sekolah Agama-agama Bina Damai (Sabam) sebagai upaya mengurangi intoleransi di Jakarta.
"Kami sudah melalukan terus menerus (upaya mengurangi intoleransi). Kami juga membuka sekolah namanya Sabam," kata Djarot di Jakarta Selatan, Jumat (24/3).
Program sekolah tersebut, lanjut Djarot, sudah dilakukan di beberapa tempat, mulai dari lingkungan gereja, pondok pesantren, hingga wihara. Menurutnya, tujuan dari sekolah tersebut adalah untuk mengenalkan berbagai agama.
Selain itu, program sekolah tersebut juga diharapkan dapat mencegah masuknya paham-paham fundamental yang memicu sikap intoleran.
Djarot mengatakan, ia sudah sempat mendengar wacana Perda Syariah dan wisata syariah di Jakarta. Menurutnya, hal itu tidak boleh terjadi di Jakarta.
Sebagai ibu kota negara, kata Djarot, Jakarta harus menjadi miniatur Indonesia sehingga semboyan Bhineka Tunggal Ika itu harus selalu diterapkan.
"Kami betul-betul memastikan di Jakarta tidak boleh ada Perda Syariah. Saya jamin itu enggak boleh karena ini (Jakarta) adalah kota miniaturnya Indonesia," ucap Djarot.
Djarot mengatakan, mantan Ketua Nahdlatul Ulama, mendiang Hasyim Muzadi, pernah berpesan kepada dirinya bahwa salah satu ancaman yang dihadapi oleh Indonesia adalah radikalisme.
"Jadi disampaikan (Hasyim Muzadi) bahwa intoleransi terkait dengan radikalisme, tidak saling menghargai, ini yang perlu kita waspadai di Jakarta," ujar Djarot.
Di sisi lain, Djarot menyampaikan apresiasi kepada pemerintah dan kepolisian karena sudah menurukan spanduk provokasi yang mengatasnamakan agama. Djarot menganggap, spanduk-spanduk tersebut turut mendorong masyarakat bersikap intoleran.