Jakarta, CNN Indonesia -- Juru bicara tim pemenangan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat, Raja Juli Antoni mengatakan, debat antarpasangan calon bisa mengikis isu sentimen suku, agama, ras dan antargolongan. Debat juga menurutnya adalah ajang adu program pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta.
Toni menyatakan hal ini terkait dengan ketidakhadiran pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno dalam acara debat yang digelar Kompas TV tadi malam. Acara itu akhirnya hanya diikuti oleh Ahok, sapaan Basuki, dan Djarot.
"Semakin banyak debat semakin bagus. Ini cara mendidik rakyat agar tidak terpaku pada isu SARA," kata Toni dalam keterangan tertulis, Senin(3/4).
Sebelum acara di Kompas TV, televisi swasta Metro TV juga menggelar acara serupa. Saat itu Anies dan Ahok hadir.
Ketidakhadiran Anies-Sandi di acara Kompas TV dinilai Toni karena pasangan itu trauma usai acara di Metro TV pekan lalu.
Menurutnya, dalam acara itu, Ahok bisa mengungguli Anies dalam hal pengetahuannya pada kompleksitas masalah Jakarta dan solusi kongkret.
"Anies kelihatan gagal menggunakan debat itu untuk memperlihatkan program-program," ujarnya.
Sementara itu Tim pemenangan Anies-Sandi sebelumnya menyatakan, ketidakhadiran keduanya di Kompas TV karena menggangap acara tersebut tidak taat etika.
Pasalnya, hingga detik terakhir acara tersebut, pasangan Anies-Sandi belum memberikan jawaban dapat menghadiri acara tersebut. Namun Kompas TV terus saja mengiklankan bahwa pasangan ini akan hadir.
Tim Anies-Sandi hanya mengabarkan bahwa yang bisa hadir hanyalah Sandi. Sementara Anies sudah memiliki agenda di stasiun televisi lain.
"Acara itu masih terus diiklankan sebagai 'Pertama Kali Kedua Pasangan Calon Bertemu dalam Putaran Kedua'. Ini jelas sebuah informasi yang tidak sesuai fakta. Pengiklanan oleh Acara Rosi yg tidak benar itu menjadi catatan khusus bagi tim Anies-Sandi. Terlihat bahwa Acara Rosi tidak taat etika," demikian pernyataan tertulis Tim Media Center Anies-Sandi.
Tim Anies-Sandi juga menegaskan bahwa talkshow di TV seharusnya fokus pada adu gagasan, bukan adu sorak antar pendukung. Karena itu mereka ingin dialog antarcalon di TV bukan untuk memperuncing suasana tapi menjadi kesempatan untuk mendiskusikan program.
"Karena itu Tim Anies-Sandi meminta bahwa acara cukup dihadiri 30-50 undangan non pendukung paslon."
Namun menurut mereka, Kompas TV menolak permintaan tentang undangan terbatas itu dan menegaskan akan terus melanjutkan acara, meskipun dengan risiko ketidakhadiran Sandi.
Sementara soal tudingan trauma pasangan ini usai debat di Metro TV, Tim Anies-Sandi membantahnya. Mereka malah mengklaim Anies lah yang unggul dalam debat tersebut.
"Anies sekali lagi membuktikan dominasinya terhadap Basuki yang konon kekalahannya di debat itu disebabkan semata-mata karena beliau sedang sakit gusi."