Sandi soal Program Rumah: Dulu Kita Dibully Sekarang Ditiru

CNN Indonesia
Kamis, 06 Apr 2017 18:28 WIB
Anies-Sandi tidak merasa tersaingi oleh program rumah versi Ahok-Djarot. Namun mereka mempertanyakan mengapa Ahok baru meluncurkan program itu.
Calon wakil gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno menyebut program hunian milik Ahok-Djarot meniru program rumah versi dirinya dan Anies Baswedan. (CNN Indonesia/Andry Novelino)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Anies Baswedan-Sandiaga Uno mempertanyakan langkah pesaingnya, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang baru saja meluncurkan skema kepemilikan rumah susun bagi warga Jakarta.

Sandiaga menilai skema kepemilikan rusun yang ditawarkan Ahok-Djarot secara tak langsung meniru program rumah tanpa uang muka yang telah lebih dulu diusung oleh dirinya dan Anies.

"Ini (program rumah tanpa uang muka) dulu di bully tapi sekarang ditiru. Selalu saya bilang setiap inovasi setiap terobosan baru, ide memberikan solusi, pasti di-bully, awalnya. Setelah dapat perhatian dan apresiasi di masyarakat, akhirnya ditiru. Biasanya seperti itu," kata Sandi di Jakarta, Kamis (6/4).
Kubu Anies-Sandi memang terlebih dulu memperkenalkan program hunian untuk warga ibu kota. Pasangan calon yang didukung Partai Gerindra dan PKS ini mengusung program pembelian rumah tanpa uang muka atau lebih dikenal sebagai DP nol rupiah.

Program itu disebut untuk memenuhi kebutuhan sekitar 300 ribu rumah di Jakarta melalui hunian vertikal. Sasarannya adalah warga Jakarta dengan penghasilan Rp3-7 juta, yang ingin memiliki rumah pertama.

Program Anies-Sandi berbeda dengan skema kepemilikan rusun Ahok-Djarot yang disampaikan tim pemenangan bidang data, Eva Kusuma Sundari.

Skema ini ditujukan bagi warga dengan penghasilan di atas UMP hingga Rp19 juta dengan sistem sewa beli. Sedangkan untuk warga dengan penghasilan di bawah UMP, Ahok menyediakan skema subsidi 80 persen bagi warga rusun.
Soal sasaran program, Sandi menyebut programnya sengaja menyasar warga dengan penghasilan sekitar Rp7 juta karena data internal menunjukkan kalangan tersebut paling banyak membutuhkan hunian.

Untuk kelompok berpenghasilan di bawah Rp7 juta, Sandi menyebut pihaknya menyediakan skema yang lain yaitu skema sewa beli.  

Terpisah, Anies Baswedan mempertanyakan mengapa Ahok baru meluncurkan skema kepemilikan rusun itu di masa kampanye. 

"Kenapa baru sekarang ya? Terus selama lima tahun ini enggak memikirkan, gitu? Apakah karena ada dp nol persen dibuat program? Di sini letak bedanya," ujar Anies di Jakarta Pusat.

"Selama ini gubernurnya mikirin warga atau infrastruktur? Kenapa baru sekarang? Bagi warga Jakarta silakan dinilai," imbuhnya.
Anies menyatakan belum melihat detail program Ahok-Djarot tersebut. Namun ia tidak merasa tersaingi atas skema tersebut.

"Ini bukan sekedar kampanye, tapi justru ini contoh bahwa kami yang belum bertugas saja sudah memikirkan mereka yang tak punya rumah. Tapi ini yang sudah bertugas baru mikirin," katanya.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER