Jakarta, CNN Indonesia -- Juru Bicara Tim Pemenangan Ahok-Djarot, Maruarar Sirait mengingingkan pertarungan antara calon gubernur Basuki Tjahja Purnama (Ahok) dengan calon gubernur Anies Baswedan berakhir seperti hubungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto saat pemilihan presiden 2014.
Pernyataan itu ia sampaikan usai debat final Pilkada DKI 2017 di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Rabu (12/4)
"Lihat waktu Pilpres 2014 bagaimana Jokowi dan Prabowo luar biasa bertarung keras. Tim suksesnya juga banyak yang sama, kemudian strategi macam-macam, langkah macam-macam," kata Maruarar usai debat, Rabu (12/4).
Maruarar melanjutkan, "Tapi KPU memutuskan Jokowi menang, pak Prabowo datang ke MK (Mahkamah Konstitusi). Kemudian ketika MK memenangkan Jokowi-JK, sebelum pelantikan Pak Jokowi datang menemui Pak Prabowo. Mengundang saat pelantikan, dengan jiwa besar Pak Prabowo datang ke pelantikan Jokowi."
Maruarar menilai pertarungan Pilkada saat ini mirip dengan pertarungan Pilpres 2014 lalu. Semakin hari suasana semakin tegang. Oleh karena itu ia berharap Ahok dan Anies berdamai untuk menenangkan situasi. Politisi yang baik, kata Maruarar, tahu kapan harus bertarung dan bersatu. Seperti Jokowi dan Prabowo, politikus baik yang juga memiliki sifat negarawan.
"Saya yakin Pilkada aman, siapa pun yang menang aman. Itu yang paling penting, siapa pun yang menang harus mengundang yang kalah dalam pelantikan dan yang kalah dihargai oleh yang menang," kata Maruarar.
Lebih lanjut, Maruarar menjelaskan bahwa debat final pilkada berlangsung dengan baik. Menurutnya kedua pasangan calon itu yakin menang dan yakin memiliki program yang bagus.
"Pikiran yang kalah harus diakomodir, karena tidak mungkin pikirannya tidak baik semua, pasti ada yang baik. Saya yakin kalau Ahok-Djarot menang, pikiran cerdas Anies-Sandi akan diakomodir untuk membangun Jakarta," kata Maruarar.