Kacau, TPS 17 Tempat Rizieq Mencoblos
CNN Indonesia
Rabu, 19 Apr 2017 10:36 WIB
Jakarta, CNN Indonesia -- Tempat pemungutan suara (TPS) nomor 17 di Jalan Petamburan III, Tanah Abang, Jakarta Pusat, tempat pentolan Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab menyoblos sempat memanas pagi ini. Kekacauan terjadi karena ada seorang calon pemilih yang protes tak bisa mencoblos, padahal namanya tercantum dalam daftar pemilih tetap (DPT).
Perempuan bernama Berliana Sitorus, kelahiran Deli Serdang, tercantum DPT dengan nomor 323. Namun saksi TPS menyatakan Berliana tidak dapat menyoblos karena Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang dimilikinya belum dalam bentuk e-KTP. Dia pun tak membawa membawa Kartu Keluarga (KK).
"Aku tinggal di asrama Gereja Bethel selama empat tahun sejak 2002. Jadi ini KTP sini," kata Berliana, Rabu (19/4). Berliana juga mengatakan dia mencoblos pada putaran pertama, hanya dengan mengandalkan KTP.
Saat Ketua Kelompok Penyelenggaraan Pemungutan Suara (KPPS) Kelurahan Petamburan Wiwin Twinarti menghampiri TPS 17 untuk memantau langsung. Namun dia malah mendapat protes dari warga sekitar.
Wiwin menjelaskan, meskipun Berliana terdaftar dalam DPT, namun karena belum e-KTP dan tak membawa C6 atau formulir pemberitahuan, maka dia tak dapat memilih.
Warga yang berada di sekitar TPS tak menerima penjelasan Wiwin. Mereka berteriak-teriak dan mengusir Wiwin.
“Bu pulang aja bu, enggak ada gunanya di sini,” teriak masyarakat sekitar TPS 17.
Wiwin membalas perkataan masyarakat. “Siapa yang memangnya bikin ribut,” kata Wiwin.
Kericuhan di TPS 17 memancing masyarakat yang di sekitar lokasi tersebut turut berkumpul. Sebagian datang dari TPS sebelahnya, TPS 25. Masyarakat yang berkumpul membuat suasana sekitar Jalan Petamburan sempat macet.
Aparat keamanan pun cepat bertindak. Mereka membawa pergi Wiwin untuk mencegah terjadinya hal yang tak diinginkan. Saat ini jalan di sekitar lokasi kembali normal.
Ikuti perkembangan Pilkada DKI di sini.
Perempuan bernama Berliana Sitorus, kelahiran Deli Serdang, tercantum DPT dengan nomor 323. Namun saksi TPS menyatakan Berliana tidak dapat menyoblos karena Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang dimilikinya belum dalam bentuk e-KTP. Dia pun tak membawa membawa Kartu Keluarga (KK).
"Aku tinggal di asrama Gereja Bethel selama empat tahun sejak 2002. Jadi ini KTP sini," kata Berliana, Rabu (19/4). Berliana juga mengatakan dia mencoblos pada putaran pertama, hanya dengan mengandalkan KTP.
 Suasana di TPS 17. (CNN Indonesia/Filani Olyvia) |
Wiwin menjelaskan, meskipun Berliana terdaftar dalam DPT, namun karena belum e-KTP dan tak membawa C6 atau formulir pemberitahuan, maka dia tak dapat memilih.
Warga yang berada di sekitar TPS tak menerima penjelasan Wiwin. Mereka berteriak-teriak dan mengusir Wiwin.
“Bu pulang aja bu, enggak ada gunanya di sini,” teriak masyarakat sekitar TPS 17.
Wiwin membalas perkataan masyarakat. “Siapa yang memangnya bikin ribut,” kata Wiwin.
Lihat juga:Pilkada DKI dan Reuni Kecil di TPS Pecinan |
Aparat keamanan pun cepat bertindak. Mereka membawa pergi Wiwin untuk mencegah terjadinya hal yang tak diinginkan. Saat ini jalan di sekitar lokasi kembali normal.
Ikuti perkembangan Pilkada DKI di sini.
ARTIKEL
TERKAIT
TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK