Jakarta, CNN Indonesia -- Nurdin (60), warga Rumuh Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Jatinegara Barat, Jakarta Timur, datang mencoblos ke tempat pemungutan suara (TPS) bersama istrinya yang duduk di kursi roda. Dia adalah warga relokasi penggusuran Kampung Pulo era gubernur Basuki Tjahaja Purnama.
Nurdin bercerita, hidup di Rusun cukup menyiksa. Dia kesulitan merawat istrinya karena terkendala mobilitas naik-turun lift dari kediamannya di lantai empat.
Dia menaruh harapan perbaikan nasib dari gubernur baru kelak. Nurdin masih tak terima dipindah ke Rusun Jatinegara pada 2015 karena sakit stroke yang diderita istrinya sejak empat tahun lalu.
"Sulit karena sakit antre dulu dari lift, turun ke bawahnya lama. Mau terapi juga repot," tutur Nurdin kepada CNNIndonesia.com.
Nurdin berharap gubernur yang terpilih bisa menggratiskan biaya sewa rusun. Harapan yang sama juga dikehendaki oleh Ketua RW 09 Bahrudin, satu-satunya RW yang ada di Rusun Jatinegara Barat.
"Harapan kami satu, ini (rusun) di gratisikan," ujar Bahrudin.
Bahrudin menuturkan dia dan warga lainnya kesulitan membayar sewa unit sebesar Rp300 ribu perbulan. Sewa itu belum ditambah dengan biaya listrik dan air yang masing-masingnya sekitar Rp150 ribu setiap bulan. Artinya untuk keperluan rumah, penghuni rusun mesti mengeluarkan biaya Rp600 ribu.
Harga itu berbeda dibandingkan ketika mereka menempati rumah di Kampung Pulo dahulu.
"Ketika kami di asal enggak punya sewa rumah, hidup kami nyaman. Kalau ini kan kewajiban yang menjadi utang," tutur Bahrudin.
Lain lagi dengan Rosmaidah. Nenek berusia 60 tahun itu menginginkan agar tercipta keamanan.
"Yang manapun yang menang samalah, yang penting aman dan kepemimpinannya baik," kata Rosmaidah.
Saat ini, perhitungan suara di dua TPS yakni TPS 33 dan 34 di Rusun Jatinegara Barat sudah dimulai. Di TPS 33 terdapat 671 Daftar Pemilih Tetap (DPT), sedangkan di TPS 34 terdata 695 pemilih.