Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Abraham Samad menganggap terjadi kemerosotan moral pada generasi muda Indonesia. Anak muda saat ini dinilai cenderung bersikap hedonis, pragmatis, dan konsumtif dalam merespon perkembangan zaman.
Penilaian tersebut bukan tanpa alasan. Pasalnya, tindak pidana korupsi yang ditangani KPK selama ini tidak hanya melibatkan pejabat angkatan tua. "Coba saja tengok Nazaruddin (35) dan Angelina Sondakh (32). Ada yang salah dengan generasi muda kita," ujar Abraham saat membuka gelaran ACFFest di Jakarta, Rabu (27/8).
Pimpinan lembaga antirasuah itu menganggap karakter dan integritas kaum muda telah tergerus perkembangan zaman. Hal itu dapat terlihat ketika generasi calon pemimpin bangsa tersebut lebih mementingkan tren ketimbang efektivitas. "Lihat penggunaan ponsel pintar. Ketika muncul produk baru, mereka ramai-ramai membeli. Padahal fungsi dari ponsel itu sendiri apa sih?" ujarnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kondisi tersebut, lanjut Abraham, tak lepas dari perkembangan teknologi dan arus globalisasi masif yang menyasar anak muda. Sayangnya, Indonesia tidak punya saringan untuk memilah budaya luar yang positif untuk ditiru dan sebaliknya. Berbeda dengan Jepang yang tetap mempertahankan jati diri karena mampu menjaga karakter budaya lokal. "Nilai luhur budaya lokal inilah yang tidak bisa kita tanamkan kepada generasi muda," katanya.
Untuk mengatasi persoalan tersebut, jelas Abraham, sistem pendidikan memiliki peran yang sangat penting dan strategis. "Sayangnya orientasi pendidikan agak keliru. Sistem pendidikan di Indonesia cenderung mengejar pintar intelektual, bukan membentuk karakter dan integritas sejak dini," katanya.