Jakarta, CNN Indonesia -- Pesta demokrasi 2014 menjadi periode cemerlang bagi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Hasil pemilihan legislatif membawa PKB menyodok ke posisi lima klasemen akhir pemilihan umum parlemen. Kemenangan besar, lebih dari 100 persen ketimbang 2009 yang diperoleh partai besutan Muhaimain Iskandar itu, kemudian didistribusikan untuk mendukung pasangan Jokowi-JK yang akhirnya membuat partai yang didirikan Gus Dur itu dipastikan berada dalam pemerintahan hingga 2019.
Cak Imin -panggilan akrab sang ketua umum- menjadi tokoh sentral yang dianggap membawa angin kemenangan bagi PKB. Manuver politik yang moncer akhirnya membawa PKB mendapuk Cak Imin untuk kembali duduk sebagai ketua umum untuk lima tahun mendatang secara aklamasi di Surabaya, akhir pekan lalu.
“PKB tak nakal, dan tidak banyak manuver yang offside serta kontroversi selama ikut di pemerintahan SBY, itu yang membantu PKB,” kata pengamat politik Universitas Gadjah Mada Ari Dwipayana, Selasa (2/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sisi lain PKB yang membuatnya unik dan mampu mencari lahan konstituen baru diluar jawa adalah mambangun basis figur populer dan hadirnya anak muda yang sejak awal menguntai pada gerbong kemenakan Gus Dur itu. Tak hanya itu, Cak Imin sebagai nahkoda partai dianggap mempu menginstitusionalisasi peran politik yang mayoritas hanya mengandalkan basis Nahdatul Ulama (NU).
“Memang terkesan main aman tapi di sisi lain PKB mampu membangun masa tradisional, ini yang jadi modal utama PKB,” kata Ari.
Meneropong masa depan Cak Imin yang kembali menjadi ketua umum bersama Azis Mansyur sebagai Ketua Dewan Syuro PKB, ujar Ari, diyakini akan langgeng. Syaratnya, kubu Gus Dur atau dikenal Gusdurian tetap memilih jalur sosial untuk mengkampanyekan ide-ide mereka. Selain itu, Cak Imin perlu melakukan transformasi untuk lima tahun kedepan memimpin PKB.
“PKB perlu menyasar lebih banyak konstituen, jangan hanya bergumul di massa NU. PKB bisa mulai menyasar buruh dan kaum marjinal yang perlu di backup,” katanya. "Posisi Cak Imin aman selama amanah dan pondasi yang telah diturunkan Gus Dur tetap terjaga."
Pengamat Politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Syamsudin Haris menyebutkan jika Gusdurian itu tidak setuju untuk menjadikan Muhaimin Iskandar sebagai ketua umum, mereka jauh jauh hari harusnya sudah menyiapkan penantang bagi Muhaimin di Muktamar PKB Surabaya ini.
“Terpilihnya Muhaimin secara aklamasi itu wajar saja, PKB tidak punya kandidat lain sekarang, terlebih dengan apa yang terjadi di PKB sekarang dengan jumlah suara yang lumayan pada pemilu legislatif lalu, dan juga ia berada pada koalisi yang tepat dimana merapat pada koalisi pemenang pemilu," ujar Haris saat dihubungi CNN Indonesia.
Pascakemenangan kubu Muhaimin Iskandar atas gugatan kubu Yenny Wahid di Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara (PT TUN) terkait kisruh internal PKB beberapa waktu lalu, Cak Imin semakin mengukuhkan dirinya sebagai ketua umum. Ia dianggap berhasil menaikan suara PKB walaupun tanpa embel embel Gusdur dibelakangnya.
“Sekarang tinggal Muhaimin, Gusdurian tidak punya kendali karena tidak punya calon sendiri,” ujar Haris.
Bahkan dengan perolehan PKB di pemilihan legislatif, PKB memiliki posisi tawar yang sangat besar di pemerintahan. Pada Muktamar pekan lalu, PKB memberikan ‘green book’ untuk pemerintahan Jokowi-JK sebagai referensi bernegara, selain memang dipastikan dengan persentase cukup besar dalam pileg jatah kursi menteri pasti didapat, meskipun hingga saat ini pihak PKB menolak jika dianggap sudah memintanya ke Jokowi-JK.
“Tidak ada itu soal dua menteri, tidak ada pembicaraan soal menterti-menterian di muktamar. Termasuk isu permintaan Khofifah untuk mengisi jatah NU, belum sampai situ,” kata Ketua Fraksi PKB Marwan Jafar, Senin (1/9).
Jika mendengar pernyataan presiden terpilih Joko Widodo, kemungkinan Cak Imin untuk menjadi menteri akan sulit, karena para menterinya nanti tidak diperbolehkan rangkap jabatan di partai. Meskipun demikian, Cak Imin berkomentar disela agenda Muktamar, bahwa dirinya tidak mau terlalu percaya diri Jokowi akan memintanya menjadi menteri.
Namun, jika kemudian Cak Imin dipilih kembali menjadi menteri, bukan tidak mungkin pembicaraan lanjutan akan dilakukan bersama Jokowi. “Ini (ketua umum), hanya simbol saja. Nanti tentu kita bicarakan sama Pak Jokowi,” singkat Muhaimin.
Menteri ataupun tidak, kekuatan PKB saat ini ada di tangan Imin dengan dukungan penuh seluruh kadernya. Tawaran posisi menteri bisa jadi menghambat Cak Imin membesarkan partai, namun bisa jadi sebaliknya. Kader-kader muda PKB yang berada dibelakang Cak Imin adalah modal penting membawa PKB berada di tiga besar pentas demokrasi 2019 mendatang