Politisi Golkar, Poempida Hidayatulloh perlu ada langkah untuk mempertemukan Ketua Umum Golkar dengan Wakil Presiden terpilih, Jusuf Kalla. Pertemuan itu, menurutnya, diprediksi bakal membuat suasana Golkar lebih cair, terutama berbicara soal rencana musyawarah nasional.
"Masalah Golkar hanya dapat diselesaikan oleh petinggi-petingginya," kata Poempida di sela-sela acara Indonesia Menjawab Tantangan Masa Depan di Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat, Sabtu (6/9).
Namun, kata Poempida, pertemuan itu sepertinya sulit untuk terwujud lantaran perbedaan sikap politik Ical dan JK. Namun ia berharap dalam waktu ini keduanya bisa bertemu untuk membicarakan masalah-masalah terkait Golkar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Masalah munas dan lain-lain akan ditentukan apabila terjadi komunikasi antara tokoh-tokoh yang berkepentingan," ujarnya. "Jangan pernah meremehkan dinamika politik. Dalam politik itu sehari menjelang Oktober 2014 munas bisa saja terjadi," kata Poempida.
Poempida lantas mengutarakan kekecewaannya terhadap sikap yang ditunjukan Wakil Ketua Umum, Agung Laksono. Sikap Agung yang melunak soal gelaran munas 2014, ditanggapi Poempida sebagai bentuk sikap yang tak mengerti aturan Golkar.
“Harusnya berkukuh Agung mengerti Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga mengatur munas harus digelar setiap lima tahun sekali,” katanya.
Usai perhelatan besar pemilihan presiden 2014, partai beringin itu panas dingin. Adanya perkubuan di dalam barisan Golkar semakin meruncing. Satu kubu adalah pendukung Jusuf Kalla yang terpilih sebagai wakil presiden, sedangkan kubu lain ditempati para pendukung Aburizal Bakrie yang melabuhkan pilihannya ke kubu Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.