Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil ketua bidang geologi dari Tim Nasional Pelestarian dan Pengelolaan Situs Gunung Padang, Dany Hilman Natawidjaja, mengatakan penggalian yang telah dilakukan oleh tim geologi di lokasi situs prasejarah Gunung Padang, Cianjur, Jawa Barat, sejak Agustus lalu bertujuan untuk membuktikan adanya bangunan terpendam.
"Kami pastikan itu benar adanya," dia menjelaskan saat ditemui langsung di lokasi situs Gunung Padang, Selasa (16/09).
Berdasarkan penelitian awal, Danny bersama timnya telah melakukan pembuktian ilmiah melalui cara geofisika geolistrik dan georadar untuk mendapatkan pencitraan di dalam situs Gunung Padang. Dari hasil pencitraan, tim geologi memastikan terdapatnya ruang di lapisan kedua situs.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ruang tersebut merupakan inti dari bangunan piramida nusantara,"ujarnya.
Danny menjelaskan konstruksi bangunan dan inti dari piramida tersebut diyakini dibangun oleh nenek moyang sejak 2.500 Sebelum Masehi lalu. Bersama timnya, Danny kini melakukan pengeboran di tiga titik di luar area inti situs untuk mendapatkan bor sampling. Hasil bor sampling tersebut, katanya, akan diserahkan langsung kepada pemerintah.
Sementara itu, Lutfi Yondri, peneliti utama prasejarah dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Bandung, Jawa Barat menegaskan tidak mungkin terdapat bangunan piramida di Indonesia. Pasalnya, Indonesia tidak memiliki kebudayaan piramida. Selain itu, tidak ditemukan adanya bukti kehidupan manusia di sekitar areal situs, misalnya pecahan gerabah, seperti ditemukan di areal situs candi di Indonesia.
"Tidak mungkin ada tradisi piramida, ada ruang dalam tanah. semua tradisi budaya kita dilakukan di luar. upacara tidak dilakukan di dalam tetapi di luar, seperti yang ada di candi Borobudur," dia menegaskan. "Mereka (tim Dany Hilman) semua orang yang tidak mengerti."
Situs Gunung Padang ditetapkan sebagai situs cagar budaya nasional oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sejak tahun 2014 ini. Situs ini rencananya akan diajukan ke The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) sebagai warisan budaya dunia oleh Kemendikbud. Penggalian secara serampangan dan tidak memperhatikan kesinambungan lingkungan hanya akan menghambat perjalanan situs ini sebagai warisan budaya dunia.