Jakarta, CNN Indonesia -- Aparat Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) ternyata sedang membangun landasan untuk helikopter (
helipad) di sekitar areal situs prasejarah Gunung Padang, Cianjur, Jawa Barat. Lahan tersebut dibangun untuk akses Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang dijadwalkan memantau lokasi penelitian pada bulan Oktober.
"Target kami 20 September ini sudah selesai," ujar Letnan Agung dari Zikon 13 Lenteng Agung TNI AD, ditemui di lokasi situs Gunung Padang, Selasa (16/09).
Agung mengatakan lahan
helipad akan ditempatkan sekitar 200 meter dari sisi barat teras kelima situs inti Gunung Padang dengan luas 10 x 30 meter. Proyek tersebut, lanjutnya, sudah dibangun sejak dua pekan lalu. Semua proses pembangunan dilakukan secara manual tanpa menggunakan alat berat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia lalu menjelaskan sebanyak 8.000
paving block diangkut dari dua arah, yakni pintu masuk utama situs Gunung Padang dan Gunung Melati yang terletak di sisi selatan situs. Dia mengatakan kendala yang dihadapi oleh tim TNI adalah sulitnya medan dan akses untuk membawa material dasar bangunan ke lokasi proyek helipad.
"Kami terpaksa membawa
paving block secara bergantian setiap kali menuju lokasi proyek," ujarnya.
Proyek
helipad tersebut, dia menambahkan, merupakan instruksi langsung dari Presiden SBY dan tidak menyalahi prosedural karena dibangun di atas lahan warga bukan lahan cagar budaya.
"Proyek ini tidak mengganggu situs inti," dia menegaskan.
Sebelumnya, TNI menjadi sorotan publik karena turut andil dalam penggalian di situs Gunung Padang. Sejumlah foto lapangan dari narasumber CNN Indonesia menunjukan belasan personel TNI membantu penggalian dengan menggunakan cangkul, yang dianggap berpotensi merusak situs.
Danny Hilman Natawidjaja, Wakil Ketua Bidang Geologi Tim Nasional Pelestarian dan Pengelolaan Situs Gunung Padang, mengatakan di Situs Gunung Padang beredarnya foto-foto pencangkulan situs yang dilakukan TNI terlalu berlebihan.
"Kami pastikan artefak yang ada di lokasi garapan sama sekali tidak terganggu oleh ekskavasi TNI," dia menegaskan.
Danny menjelaskan selain mendapatkan bantuan tenaga 100 warga sipil untuk melakukan penggalian, sebanyak 65 personel TNI AD juga diturunkan hasil instruksi langsung Presiden SBY.
"Alasannya kenapa? Tanya saja sama Presiden," dia menutup pembicaraan.