Sekitar seribu massa dari Front Pembela Islam datang menggeruduk ke kantor DPRD DKI Jakarta. Mereka bertujuan menolak kepemimpinan Basuki Tjahaja Purnama yang rencananya akan menggantikan Joko Widodo menjadi gubernur ibu kota.
Beratributkan bendera dan balutan busana khas, massa FPI hadir ke kantor wakil rakyat Jakarta pada pukul 11.00 WIB. Yel serta teriakan takbir bergema. Selain itu ungkapan kekesalan dan penolakan mereka terhadap sang wakil gubernur.
“Buat apa Jakarta mau dipimpin oleh orang non muslim,” kata para pendemo, Rabu (24/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terlihat hadir dalam barisan pengunjuk rasa, beberapa pentolan FPI. Ketua FPI DKI Jakarta Habib Selon, Sekretaris FPI DKI Jakarta Jaffar Shadiq, Sekretaris Umum DPP FPI Nasional Abdul Haq.
Saat ini para perwakilan pendemo sedang diterima di dalam kantor DPRD DKI Jakarta. Rencananya mereka bakal menyampaikan aspirasinya terhadap para wakil rakyat Jakarta.
Sebelumnya, tersebar undangan bertajuk "Aksi Tolak Ahok Jadi Gubernur DKI Jakarta" yang mengatasnamakan ormas FPI. Dalam undangan itu pun tertulis maklumat dari DPD FPI DKI Jakarta yang menolak Ahok untuk menjadi Gubernur DKI Jakarta, sehingga DPD FPI DKI Jakarta menyarankan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dan DPRD DKI Jakarta agar tidak melantik Ahok sebagai gubernur.
Menanggapi unjuk rasa ini, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) tak mau ambil pusing soal ancaman unjuk rasa besar-besaran yang akan dilakukan oleh massa FPI itu.
Bekas Bupati Belitung Timur itu mengaku tak akan melakukan persiapan apapun sebagai respons atas ancaman tersebut.
"Persiapan gimana? Ya biasa aja. Memang saya mau pasang ranjau di situ?" ujar Ahok.
Pria kelahiran 1966 itu menyebut ancaman demonstrasi seperti ini bukan yang pertama kali, sehingga ia sudah merasa terbiasa menghadapi berbagai penolakan dengan alasan latar belakang suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).