Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama tak berminat menemui para demonstran dari Front Pembela Islam yang berunjukrasa untuk menolaknya menjadi gubernur menggantikan Joko Widodo.
Meski demo yang digelar FPI cukup lama dan massa yang turun cukup banyak, Ahok tak berminat untuk menemui para demonstran untuk sekedar melihat atau bahkan melakukan mediasi.
"Orang organisasi nggak resmi kok. Nggak terdaftar. Gimana mau ditemuin?" ujar Ahok yang mengenakan batik berwarna hijau di depan ruang kerjanya di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (24/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bekas Bupati Belitung Timur itu pun menanggapi demo tersebut dengan santai. "Ya haknya FPI lah mau unjuk rasa," katanya.
Terkait tanda tangan warga DKI yang menolaknya naik menjadi gubernur yang dibawa oleh demonstran, Ahok pun merasa tanda tangan itu tak akan menggoyahkan peraturan yang telah dibuat konstitusi.
"Ya nggak apa-apa tanda tangan saja. Konstitusi tidak bicara soal tanda tangan seperti itu,” tutur dia.
Pria kelahiran 1966 itu mengaku tak gentar menghadapi ancaman FPI yang akan melakukan demo yang lebih besar lagi jika dirinya masih tetap maju menjadi gubernur.
"Ya itu haknya orang. Kan kita ada aparat keamanan. Ini jabatan, kantor kita semua, kan lambang negara. Ya aparat keamanan kan harus mengamankan lambang negara. Termasuk jabatan gubernur dan wakil gubernur kan lambang negara. Nah pihak keamanan kan bertindak," kata Ahok.
Sekitar seribuan massa FPI menggeruduk kantor DPRD DKI Jakarta. Mereka menolak pelantikan AHok untuk menjadi orang nomor satu di ibu kota.