Jakarta, CNN Indonesia -- Map hijau Partai Persatuan Pembangunan dengan logo Ka'bah tergeletak di atas tong sampah di gedung Nusantara II DPR, Rabu malam (1/10). Map resmi PPP itu tidak diletakkan di tong sampah oleh sembarang orang, melainkan oleh petinggi Golkar Setya Novanto.
Map Ka'bah di tong sampah itu menandai hilangnya kursi wakil ketua DPR bagi PPP. Kamis dini hari (2/10), sidang paripurna DPR mengesahkan Setya Novanto sebagai Ketua DPR. Setya memimpin Dewan didampingi empat wakil ketua yakni Fadli Zon dari Gerindra, Agus Hermanto dari Demokrat, Fahri Hamzah dari PKS, dan Taufik Kurniawan dari PAN.
Kelima pimpinan DPR tersebut seluruhnya berasal dari Koalisi Merah Putih. Hanya PPP satu-satunya partai di Koalisi Merah Putih yang tak kebagian kursi pimpinan DPR. “PPP sepertinya ikhlas (tidak dapat jatah) karena masih terbelah di internal partai. Mungkin juga ada godaan dari sebelah (Koalisi Indonesia Hebat –PDIP, PKB, Nasdem Hanura),” kata seorang anggota DPR dari Koalisi Merah Putih yang enggan disebut namanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kegundahan hati PPP untuk menentukan sikap, apakah akan bertahan di Koalisi Merah Putih atau menyeberang ke Koalisi Indonesia Hebat, terlihat sejak siang hari. (Baca:
Lobi Genting Golkar-PPP di Sudut DPR).
Nasib melayangnya jatah kursi wakil ketua DPR untuk PPP makin jelas ketika Setya Novanto turun dari ruangannya di lantai 12 gedung Nusantara I DPR. Saat itu ia belum menjabat Ketua DPR. “
Gue belum tahu komposisinya (calon pimpinan DPR dari Koalisi Merah Putih). Ini sedang lobi.
Gue mau ke sana (gedung KK),” kata Setya kepada CNN Indonesia.
Langkah Setya sempat terhambat saat dua anggota PPP mengajaknya bicara tengah perjalanan menuju gedung KK. Mereka adalah Ketua Dewan Pimpinan Pusat Hasrul Azwal dan Sekretaris Jenderal PPP versi kubu Suryadharma Ali, Saifullah Tamliha.
Pembicaraan Setya, Hasrul, dan Tamliha berlangsung sekitar lima menit. Setya kemudian balik arah ke ruang rapat paripurna dengan membawa map hijau PPP. Hasrul dan Tamliha melangkah lebih dulu, disusul oleh Setya yang memegang map PPP dan beberapa stafnya.
Namun tak lama kemudian, salah satu tong sampah besi di gedung Nusantara II menjadi tempat bersemayamnya map PPP tersebut. Setya meletakkan map berlambang Ka’bah itu di atas tempat sampah sebelum melanjutkan langkah santainya menuju ruang paripurna.
Staf Setya tampaknya sadar map Ka'bah tersebut terlihat mencolok. Ia pun mengambilnya dan melipatnya sedemikian rupa agar map itu bisa masuk dengan rapi ke dalam tong sampah. Tak lama kemudian, seorang perempuan dengan pakaian dan kerudung merah memungut map tersebut dari tong sampah. Sesekali ia melihat ke kanan dan ke kiri, seakan memastikan tak ada orang yang memperhatikannya.
Setelah memungut map Ka'bah itu dari tong sampah, perempuan itu berjalan menuju ruang rapat paripurna di gedung Nusantara II DPR, puluhan langkah di belakang Setya.
Sebelumnya, kubu Suryadharma Ali di PPP protes dengan penunjukkan M. Romahurmuziy sebagai Ketua Fraksi PPP. Tamliha mengancam akan membentuk fraksi sendiri di DPR. Kubu SDA menginginkan Hasrul Azwar sebagai ketua fraksi. Namun Wakil Ketua Umum PPP Emron Pangkapi telah lebih dulu mengajukan nama Romy sebagai ketua fraksi.