Jakarta, CNN Indonesia -- Para relawan pasangan Presiden dan Wakil Presiden terpilih Joko Widodo-Jusuf Kalla berencana membawa kedua pasangan tersebut melalui kirab ke Istana Negara setelah pelantikan di Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR).
"Idenya adalah mengantar kedua pasangan ke Istana dan harus Istananya rakyat," kata Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Eva Kusuma Sundari saat dihubungi CNN Indonesia, Ahad sore (12/10), seusai rapat dengan para relawan.
Eva, yang saat pemilihan presiden lalu menjadi anggota Koordinator Relawan Tim Pemenangan Jokowi-JK, mengatakan pihak relawan akan menjemput di Gedung MPR lalu membawa dengan kirab hingga sampai Istana.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah kedua pasangan tersebut tiba di Istana, relawan akan berbalik ke Monumen Nasional (Monas) dan menggelar syukuran di tempat itu. Jokowi-JK direncanakan juga hadir dalam acara relawan di Monas untuk memberikan pidato dan melakukan potong tumpeng bersama masyarakat.
Acara pemotongan tumpeng itu, ujar Eva, akan turut dilakukan juga secara serempak di lima daerah seperti Surabaya, Medan, Palembang, Bandung, dan Yogyakarta. Tak hanya pemotongan tumpeng, relawan juga akan mengadakan parade musik yang dikoordinasikan oleh Abdee ’Slank’ Negara serta acara pelepasan lampion, yang juga akan dilakukan di Istana Negara seusai pelantikan presiden dan wapres.
Eva menjelaskan lampion digunakan sebagai simbol bahwa Jokowi telah masuk dan diterima oleh komunitas negara-negara internasional. "Terutama di ASEAN lampion digunakan sebagai pertanda masuknya pimpinan dalam komunitas tersebut."
Relawan juga rencananya akan menggunakan kaus berwarna putih dan mengambil foto “selfie” narsis bersama-sama saat menghadiri parade musik di Monas.
Sementara itu untuk mengisi acara sebelum pelantikan Jokowi-JK, relawan juga rencananya akan menggelar seri diskusi serta doa massal yang akan diselenggarakan di lima tempat peribadatan dari lima agama besar di Jakarta. "Inti acara ini sebenarnya mendorong komitmen bersama antara Istana dengan rakyat," ujar Eva.
Salah satu pendukung Jokowi dari kalangan militer saat Pilpres lalu, Jenderal (Purn) Fachrul Razi mengatakan aparat keamanan harus mewaspadai segala kemungkinan yang terjadi pada saat pelantikan Jokowi-JK.
Fachrul mencermati adanya massa relawan Jokowi yang akan tetap mengawal prosesi pelantikan dengan cara berkumpul tidak perlu dikhawatirkan. Ia justru menilai positif aksi para relawan tersebut ketimbang berpencar-pencar. “Lebih bagus kan berkumpul di satu tempat,” tutur Fachrul kepada CNN Indonesia, Ahad (12/10).
Mantan Wakil Panglima TNI ini tidak menepis perlunya aparat Polri dan TNI mencegah kemungkinan adanya “penumpang gelap” yang akan menunggangi para relawan Jokowi saat mengawal pelantikan dan melakukan perayaan. “Antisipasi segala kemungkinan itu, waspadai,” tegasnya.
Fachrul, yang pada 1998 silam menjadi Wakil Ketua Dewan Kehormatan Perwira, juga mengingatkan agar semua pihak terutama elite politik untuk tidak mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang dapat menimbulkan situasi tak kondusif di lapisan bawah. “Kalau rakyat di bawah itu kan bisa mengartikannya berbeda-beda,” kata salah satu tokoh militer Indonesia yang berasal dari AKABRI angkatan 1970 ini.
Fachrul berharap pemberian jaminan kelancaran dari Ketua MPR terpilih Zulkifli Hasan bahwa prosesi pelantikan Jokowi-JK tak ada yang menghambat bisa terwujud. “Mudah-mudahan begitu. Tak ada alasan untuk menghambat pelantikan,” tegasnya lagi.