Jakarta, CNN Indonesia -- Pakar hukum tata negara Refly Harun menilai sejumlah orang dekat Jokowi berpeluang mengisi dan memimpin Kantor Staf Kepresidenan yang akan dibentuk pada Februari 2015.
“Kantor ini harus diisi bukan hanya oleh orang-orang dekat presiden, tapi oleh para ahli atau ilmuwan. Orang-orang seperti Luhut (Binsar Panjaitan) dan Andi (Widjajanto) kemungkinan nanti akan mengisinya,” kata Refly kepada CNN Indonesia, Selasa (28/10).
Kunci pembentukan Kantor Staf Kepresidenan, menurut Refly, berada pada struktur lembaga dan orang-orang yang akan ditunjuk Jokowi untuk mengisi lembaga itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Refly memperkirakan Kantor Staf Kepresidenan akan seperti dapur presiden yang berisi para staf ahli. “Tidak mungkin Presiden selalu menunjuk menteri untuk mengerjakan sesuatu. Di sinilah fungsi staf presiden, yaitu untuk memberikan
second opinion,” ujarnya.
Refly yakin kantor tersebut akan diisi oleh orang-orang kepercayaan Jokowi yang amat kompeten. Orang-orang itu harus bisa memberikan pertimbangan ketika Jokowi hendak menyusun suatu kebijakan. “Misalnya apakah kebijakan tersebut memiliki dampak hukum, sosial, politik, atau adakah UU yang dilanggar,” kata Refly.
Berdasarkan pertimbangan para ahli kepercayaannya itulah, Jokowi bisa melihat secara lebih terang tentang kebijakan yang harus ia putuskan atau suatu regulasi yang harus dia ubah.
Kepala Staf Kepresidenan diprediksi Refly akan membawahi beberapa divisi seperti hukum, politik, dan lain-lain. Selanjutnya masing-masing divisi memiliki kepala divisi yang akan mencari para ahli di bidang mereka masing-masing.
Staf presiden ada di tiap masa pemerintahan, termasuk Susilo Bambang Yudhoyono. “Bedanya, SBY punya staf khusus yang terpisah-pisah. Kalau Jokowi ingin menggabungkannya dalam sebuah lembaga. Jadi semua dilembagakan,” ujar Refly.
Secara terpisah, pakar politik Saiful Mujani menilai Kantor Staf Kepresidenan akan digunakan Jokowi untuk menjadi poros penghubung antara pemerintah dengan lembaga-lembaga negara di luar pemerintah seperti DPR. Staf Kepresidenan nantinya bisa ditugaskan untuk bernegosiasi terkait program-program yang butuh persetujuan lembaga nonpemerintah.
Bila lembaga seperti itu yang dikehendaki Jokowi, kata lulusan Ohio State University itu, maka Kepala Staf Kepresidenan harus diisi oleh tokoh senior yang dihormati dan berpengaruh, sebab lembaga yang ia pimpin mempunyai fungsi administratif dan politis.
Saiful berpendapat Luhut mampu memegang jabatan itu. “Kepala Staf Kepresidenan sekelas Pak Luhut itu cocok. Dia pernah menjadi menteri dan juga jenderal bintang empat. Dari semua orang yang dekat dengan Jokowi, yang punya kemampuan seperti itu (politik dan administratif), ya beliau,” ujarnya.
Sementara Luhut yang santer disebut akan mengisi posisi tersebut tak berkomentar banyak. “Saya tidak tahu (siapa yang akan ditunjuk). Kita lihat saja nanti,” ujar mantan anggota Kopassus dan Menteri Perindustrian dan Perdagangan era Abdurrahman Wahid itu.
Baca juga:
Luhut: Belum Ada Kepala Staf KepresidenanKe Mana Andi Widjajanto?