Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo akan melipatgandakan anggaran pertahanan RI, dengan syarat apabila pertumbuhan ekonomi mencapai target. Hal itu dikemukakan Jokowi ketika menghadiri Indo Defence 2014 Expo & Forum di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Jumat (7/11).
Untuk diketahui, saat ini kekuatan pertahanan RI baru mencapai 38 persen
Minimum Essential Force. “Kalau pertumbuhan ekonomi kita tumbuh di atas 7 persen, anggaran pertahanan kita bisa tiga kali lipat dari yang sekarang. Kalau tidak, ya dari mana anggarannya?” kata Jokowi.
Oleh sebab itu Jokowi menyatakan pertumbuhan ekonomi RI harus didorong. “Kalau pertumbuhan ekonomi kita bagus, penerimaan negara akan loncat naik dan itu sebagian dipakai untuk menambah anggaran pertahanan kita,” ujar dia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Soal modernisasi alat utama sistem senjata RI, Jokowi menargetkan untuk memperbanyak kapal. “Kapal patroli kita sangat kurang. Itulah yang kita tambah, karena kita perlu. Kalau tidak, bagaimana mengendalikan 5.400 kapal yang tiap hari lalu-lalang (di perairan RI)?” katanya.
Jokowi juga menyadari pentingnya transfer teknologi untuk membangun industri strategis Indonesia. Ia mencontohkan proyek bersama RI-Korea Selatan yang standnya di Indo Defence Ecpo sempat dia kunjungi. Saat ini Indonesia dan Korsel tengah mengembangkan pesawat tempur siluman IFX/KFX.
Prototipe IFX-KFX dijadwalkan rampung pada 2015. Indonesia nantinya akan memperoleh sekitar 50 pesawat IFX-KFX. Jet tempur ini ditargetkan dapat menyaingi Sukhoi buatan Rusia dan F-16 buatan Amerika Serikat.
“Teknologi seperti itu yang kita butuhkan. Kalau kerjasama kita lakukan dengan semua negara, tak tergantung pada satu-dua negara, itu akan lebih baik. Kita juga bisa menambah kapasitas transfer teknologi,” kata Jokowi.
Jokowi berkeliling Indo Defence Expo didampingi Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, Menteri Politik Hukum dan Keamanan Tedjo Edhy Purdijatno, Panglima TNI Jenderal Moeldoko, Kapolri Jenderal Sutarman, dan KSAD Letjen Gatot Nurmantyo.
Indo Defence merupakan pameran pertahanan tahunan berskala internasional yang digelar Kementerian Pertahanan RI. Pameran ini, menurut Ryamizard, merupakan strategi diplomasi RI untuk perdamaian. “(Pertahanan RI) akan kami tingkatkan terus. Kami akan bekerja keras paling tidak sampai memenuhi 90 persen
Minimum Essential Force,” ujarnya.
Baca:
Jejak SBY Bangun Armada Perang