Jakarta, CNN Indonesia -- Majunya Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie atau Ical pada Periode baru kepengurusan Partai Golkar dinilai banyak pihak tidak layak untuk partai yang berlambang beringin ini.
“Salah satu indikator mencalonkan diri jadi Ketum adalah prestasi, Ical tidak ada prestasinya,” ucap Politikus Partai Golkar Agun Gunandjar, Jakarta, Rabu malam (12/11)
Menimpali pernyataan Agun, salah satu Calon Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartanto mengatakan hal yang serupa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Tidak ada upaya mengganjal untuk Pak Ical, tidak mempermudah tepatnya, harusnya Pak Ical memberi kesempatan bagi kader-kader lain,” ujar Airlangga.
Airlangga mengatakan bahwa ketidaktransparan ditambah minimnya keadilan di dalam tubuh partai Golkar telah membuat tipisnya nilai-nilai demokrasi.
“Jika kesempatan ini tidak dibuka seluas-luasnya maka proses demokrasi tidak akan berjalan,” kata Airlangga.
Ical disebut-sebut akan kembali mencalonkan diri menjadi orang nomor satu di partai beringin itu untuk lima tahun ke depan, seperti diungkapkan Ketua DPP Golkar Aziz Syamsuddin Selasa lalu di DPR RI.
"Akan diputuskan dalam rapat pimpinan. Sekarang pleno, insya Allah maju (Ical)," kata Aziz usai pertandingan persahabatan sepakbola antara Koalisi Merah Putih dan Koalisi Indonesia Hebat, di lapangan DPR RI, Jakarta, Selasa (11/11).
Jika hal ini benar terjadi, Agun pesimistis dengan perolehan suara Golkar di Pemilu selanjutnya.
“Suara Golkar dari tahun ke tahun terus terpecah, Pak Surya Paloh bentuk Nasdem, belum lagi Hanura, dan Pak Prabowo yang kemudian membentuk Gerindra, suara Golkar terus tergerus,” ujar Ketua Komisi II DPR ini.
Senada dengan Agun, Airlangga kembali menegaskan bahwa sosok Ketua Umum Golkar akan menentukan sikap masyarakat terhadap partai beringin ini.
“Posisi sekarang kita punya pak JK di pemerintahan, namun untuk mengawal pembangunan kita butuh sosok yang tepat untuk menggerakkan parlemen yang bisa menjadi pendukung sekaligus mengkritisi pemerintah,” sambung Airlangga.
Aziz sebelumnya membantah jika Ical dikatakan gagal memimpin Golkar. Menurut dia, kepemimpinan ketum akan dibuktikan gagal oleh Dewan Pimpinan Daerah I, atau mereka yang punya suara dalam Munas Golkar.
“Secara pribadi, (mencalonkan diri menjadi ketua umum) itu hak semua orang. Siapa-siapa saja yang mencalonkan akan disampaikan di Munas,” sambung Aziz.
Sabtu pekan lalu, Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) sekaligus Mantan Ketua Umum Partai Golkar mencermati bahwa partai itu tidak demokratis dalam hal menentukan syarat untuk menjadi ketua umum.
"Semua yang tidak demokratis harus diluruskan. Golkar sebagai partai, kalau zaman Orde Baru dulu boleh begitu. Tapi sekarang sudah bukan Orde Baru lagi," ujarnya.
Bursa Ketua Umum Partai Golkar ini sendiri diisi oleh delapan nama, Agung Laksono, Priyo Budi Santoso, Agus Gumiwang, Zainuddin Amali, M. S. Hidayat, Airlangga Hartarto, dan Hajriyanto Thohari, dan Ketua umum Partai Golkar sekarang Aburizal Bakrie atau Ical.