Jakarta, CNN Indonesia --
Lima dari tujuh calon ketua umum Partai Golkar meminta Akbar Tandjung selaku Ketua Dewan Pertimbangan untuk menegur Aburizal Bakrie karena dinilai tidak transparan dan terlalu transaksional.
Mereka yang meminta Akbar turun tangan adalah Priyo Budi Santoso, Agung Laksono, Zainuddin Amali, Airlangga Hartanto, dan Hajrianto Thohari, dalam rapat di Jakarta, Rabu malam (13/11).
"Baru kali ini selama empat kali Munas (Musyawarag Nasional) saya lewati, langit mendung menyelimuti partai kita, tolonglah Pak Akbar agar Memberi nasihat pada Ketua Umum Pak Ical," ujar Priyo.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hajrianto menimpali pernyataan Priyo dengan mengatakan bahwa beberapa media telah melabeli Golkar sebagai partai yang transaksional.
"Penyelenggaraan munas harus demokratis dan
fair, karena ini terkait dengan masa depan Partai Golkar Pak," ujar Hajrianto kepada Akbar.
Pada kesempatan yang sama Agun Gunandjar selaku inisiator pertemuan Caketum dengan Dewan Pertimbangan Golkar menambahkan bahwa ketidaktransparanan dalam tubuh partai Golkar sudah tidak bisa dipandang sebelah mata.
"Masa bisa tersiar tanggal Rapimnas di media tanpa sepengetahuan seluruh kader DPP Golkar?" ujar Agun.
Agun juga meminta agar Dewan Pertimbangan bersifat netral dalam mengambil kebijakan kelak. "Sudah cukup selama ini partai kita mengambil keputusan atas nama partai namun mengarah hanya ke sebagian kelompok," sambung Agun.
Tidak mau kalah dengan calon ketua umum lainnya, Mantan Menkokesra Agung Laksono ikut bersuara.
"Dewan Pertimbangan berhak memberikan saran pada Ketua Umum Partai dan DPP, intinya DPP saat ini terlalu berpihak pada salah satu kelompok," ujar Agung.
Menanggapi aduan tersebut, Akbar mengatakan akan membicarakannya dengan Ical.
"Akan kita bicarakan secara internal dan akan dikomunikasikan ke Ical. Saya akan bertemu dengan dia dalam 1-2 hari ini," kata Akbar yang didampingi oleh beberapa tokoh senior Golkar seperti Budiharsono dan Mahandi Sinambela.
Rapat dengar pendapat antara Caketum dan Dewan Pertimbangan Golkar dilanjutkan secara tertutup.
Dua calon ketua umum Golkar lainnya, yaitu M.S Hidayat dan Agus Gumiwang tidak hadir dalam pertemuan ini.
Sebagaimana yang diketahui Partai Golkar telah memutuskan akan menggelar Rapimnas di Yogyakarta tanggal 17-19 November 2014, yang salah satu agendanya adalah pemutusan tanggal penyelenggaraan Musyawarah Nasional atau Munas yang rencananya akan digelar awal tahun 2015, sesuai AD/ART partai.
Sesuai peraturan Partai, Agenda Munas sendiri bisa diputuskan tanpa digelar Rapimnas atau cukup melalui Rapat Pleno Partai.
Ical disebut-sebut akan
kembali mencalonkan diri menjadi orang nomor satu di partai beringin itu untuk lima tahun ke depan, seperti diungkapkan Ketua DPP Golkar Aziz Syamsuddin.
"Akan diputuskan dalam rapat pimpinan. Sekarang pleno, insya Allah maju (Ical)," kata Aziz usai pertandingan persahabatan sepakbola antara Koalisi Merah Putih dan Koalisi Indonesia Hebat, di lapangan DPR RI, Jakarta, Selasa (11/11).