Jakarta, CNN Indonesia -- Usai BMKG mengumumkan potensi tsunami akibat gempa bumi kekuatan 7,3 skala richter di Maluku Utara pagi tadi, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengaku telah menyiapkan sejumlah langkah untuk mengantisipasi penanganan pengungsi.
"Kami sudah berkoordinasi dengan BNPB, PMI dan BMKG untuk menyiapkan logistik dan informasi mengenai bencana dan pengungsi," kata Khofifah dari Makassar Sulawesi Selatan saat dihubungi CNN Indonesia.
Khofifah juga mengatakan bahwa koordinasi penanganan urusan logistik serta penanganan pengungsi akan melibatkan Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kementerian Sosial. Tagana merupakan satuan masyarakat tingkat desa yang dibentuk khusus untuk menangani bencana.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dua tim dari Kemensos sudah saya tugaskan terbang ke Ternate dan Manado menggunakan penerbangan reguler," ujar Khofifah.
Sementara itu, Direktur Jenderal Jaminan Perlindungan Sosial Andi Z. Dulung mengatakan pihaknya masih menunggu informasi tentang jumlah pengungsi serta kerusakan yang diakibatkan oleh gempa dan bencana tsunami dari kepala dinas sosial di daerah yang terkena bencana.
"Saat ini masih dilakukan penyisiran di lapangan. Kami masih belum tahu konsentrasi pengungsi ada di mana," kata dia.
Mengenai kebutuhan logistik, pihak Kementerian Sosial akan menyiapkan matras dan tenda untuk keperluan pengungsi. Sementara, untuk kebutuhan beras akan dikoordinasikan lagi setelah informasi jumlah pengungsi dan titik konsentrasi diketahui.
"Stok bantuan ada di Makassar. Kami saat ini mempersiapkan stok," kata Andi.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sebelumnya memberi peringatan dini setelah gempa bumi terjadi, yang terpusat di 1.95 lintang utara (LU), 126.46 bujur timur (BT), kedalaman 48 kilo meter (Km).
Pukul 12.45 WIB, BMKG menghentikan peringatan dini potensi tsunami karena kondisi laut sudah stabil.
BMKG mendeteksi tsunami kecil di beberapa tempat, yaitu di Jailolo (09:43 WIB) setinggi 0.09 meter, di Manado (09:55 WIB) 0.03 meter, dan di Tobelo (10:24WIB) 0.01 meter.
Berdasarkan analisis dari Ikatan Ahli Bencana Indonesia (IABI), Irwan Meilano dan Masyhur Irsyam, gempa 7.3 SR terjadi akibat subduksi ganda dari lempeng laut Filipina di timur dan Eurasia di barat pada lempeng Laut Maluku.