BURSA KAPOLRI

Unggung, Badrodin, Oegroseno: Contoh Sosok Kapolri

CNN Indonesia
Minggu, 23 Nov 2014 15:53 WIB
Keberanian Kapolda Metro Jaya saat mengepung markas FPI awal Oktober lalu disebut sebagai contoh karakter tegas yang harus dimiliki Kapolri baru.
Komisaris Jenderal Pol Sutarman. Meski masa pensiunnya masih setahun lagi, dia diusulkan diganti oleh berbagai pihak, termasuk Indonesia Police Watch. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Keberanian Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Unggung Cahyono yang turun langsung bersama satuannya saat mengepung markas Front Pembela Islam (FPI) di Petamburan, Jakarta Pusat, pada Jumat (3/10), dinilai menjadi salah satu bentuk ketegasan yang harus dimiliki oleh Kapolri yang baru.

Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) meminta Presiden Joko Widodo untuk sungguh-sungguh menelusuri rekam jejak calon Kapolri. Salah satunya dengan mencari catatan terobosan apa saja yang pernah dilakukan oleh para kandidat pemimpin Polri itu.

"Sosok Kapolri itu paling tidak harus seperti Pak Unggung Cahyono. Dia menunjukkan komitmennya untuk melindungi masyarakat saat berurusan dengan FPI," kata Wakil Koordinator KontraS Krisbiantoro kepada CNN Indonesia, Minggu (23/11).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain Unggung, dua sosok lain yang menurut KontraS pantas menjadi kandidat Kapolri adalah Wakapolri Komjen Pol Badrodin Haiti dan mantan Wakapolri Purnawirawan Komjen Pol Oegroseno. "Sosok Oegroseno dan Badrodin Haiti bisa dijadikan tolok ukur. Mereka adalah sosok-sosok yang layak dilihat sebagai contoh," ujar Kris, sapaan Krisbiantoro.

Oegroseno dikenal sebagai sosok yang tegas, berintegritas, dan sederhana. Pensiunan polisi itu pernah menjabat sebagai Kapolda Sulawesi Tengah, Kepala Divisi Propam Polri, dan Kapolda Sumatera Utara. Menurut Oegroseno, sikap tegasnya didapat dari almarhum sang ayah, Brigjen Pol Purnawirawan Rustam Santiko yang merupakan mantan Wakil Gubernur Akademi Kepolisian RI.

Sementara Badrodin Haiti yang menggantikan Oegroseno sebagai Wakapolri merupakan lulusan terbaik Akademi Kepolisian tahun 1082. Ia pernah menjabat sebagai Kapolda Banten, Kapolda Sulawesi Tengah, dan Kapolda Sumatera Utara.

Meski menganggap tiga nama petinggi Polri tersebut dapat menjadi parameter kualitas pemimpin Polri, KontraS menekankan pentingnya Jokowi untuk tetap menelusuri catatan para calon Kapolri melalui melalui kerjasama dengan Komisi Pemberantasan Korupsi dan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK).

KontraS punya harapan khusus terkait pencarian pimpinan Polri yang baru. KontraS ingin Kapolri baru menunjukkan keberaniannya untuk menyentuh kasus-kasus yang selama ini belum terungkap, termasuk pembunuhan aktivis hak asasi manusia, Munir. (Baca KontraS: Kapolri Baru Harus Berani Usut Hendropriyono)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER