Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Akbar Tandjung mengatakan sangat prihatin atas konflik di internal Golkar yang makin meruncing. Akbar meminta kedua pihak yaitu kubu Aburizal Bakrie (Ical) dan kubu Agung Laksono segera mencari solusi damai.
Akbar tidak mau melihat adanya pengkotakan dalam tubuh Golkar karena mengganggu soliditas partai. “Saya tidak mau adanya dikotomi, soliditas terganggu, banyak agenda-agenda partai yang penting ke depannya,” kata Akbar saat dihubungi CNN Indonesia, Kamis (27/11).
Mantan Ketua Umum Partai Golkar ini tidak mau mengomentari langkah kedua kubu yang menggalang kekuatan di level Dewan Pimpinan Daerah. “Kami tidak ingin Golkar pecah,” ucap Akbar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akbar mengatakan ia merasa dekat dengan Ical dan juga Agung. “Agung teman saya juga, teman seperjuangan di Golkar sejak dulu,” kata Akbar.
Ical sejauh ini diketahui menguasai dukungan suara dari DPD I Golkar yang berjumlah 33. Adapun DPD II yang jumlahnya jauh lebih banyak masih menjadi perebutan kedua pihak.
Akbar menenkankan pelaksanaan Munas Golkar untuk memilih ketua umum baru sudah disepakati pada 30 November 2014. “Sudah ditetapkan di Rapimnas di Yogya tanggal 18 dan 19 November lalu,” tutur Akbar.
Dengan demikian, Akbar menegaskan, waktu penyelenggaraan Munas tak bisa dibatalkan karena sudah diputuskan secara bersama-sama di Rapat Pimpinan Nasional. “Mesti dilaksanakan karena Rapimnas itu forum tertinggi di bawah Munas,” ujar Akbar. “Rapat Pleno di DPP tingkatannya di bawah Rapimnas,” Akbar menambahkan.