POLLYCARPUS BEBAS

KontraS Singgung PDIP di Kasus Munir

CNN Indonesia
Minggu, 30 Nov 2014 16:13 WIB
Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) mencium ada aroma politik yang cukup kental dalam kasus pembunuhan aktivis Munir.
Lukisan bergambar aktivis Munir di kantor Kontras, Jakarta, Minggu, 30 November 2014. Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KONTRAS) mengecam keras pemberian pembebasan bersyarat Pollycarpus pelaku pembunuhan aktifis HAM Munir, mereka menilai pemberian pembebasan bersyarat tersebut merupakan sinyal bahaya terhadap penuntuasn kasus pembunuhan Munir dan juga perlindungan HAM dalam pemerintahan Joko Widodo. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) mencium ada aroma politik yang cukup kental dalam kasus pembunuhan aktivis Munir.

Munir dibunuh oleh Pollycarpus Budihari Priyanto di tahun 2004 saat Megawati Soekarnoputri menjabat sebagai presiden. Kini, bebasnya terpidana Pollycarpus terjadi pada masa pemerintahan Jokowi.

KontraS melihat itu bukan sebagai kebetulan. Karena di dalamnya memang ada beberapa kejangalan yang hingga kini masih dipertanyakan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Nuansa politik sangat kental untuk kasus ini, terlebih korelasinya muncul karena adanya situasi di mana sejak awal kampanye Jokowi bersama Kemenham berjanji untuk menjunjung tinggi HAM," tutur Alex.

Bebasnya Pollycarpus yang diikuti segelintir kontroversi khususnya dari para organisasi HAM termasuk KontraS sendiri, menganggap Jokowi telah gagal mengedepankan HAM di masa awal pemerintahannya.

Chrisbiantoro, Deputi Strategi dan Mobilisasi KontraS turut menimpalkan, “Kami minta ketemu dengan beliau (Jokowi) atau Kemenham, tapi jika tak kunjung ada respon atau aksi nyata, bisa saja kami menggugat Jokowi dan mengajukan ke PTUN."

Walau terlepas dari otoritas politik, Chrisbiantoro menyimpulkan, “Saya enggak bilang PDIP yang harus bertanggung jawab, tapi ini terjadi di setiap pemerintahannya."

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER