Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu memperoleh status baru. Dalam upacara kemiliteran di Lapangan Marinir Cilandak, Jakarta, jenderal purnawirawan yang menjabat kepala staf angkatan darat periode 2002 hingga 2005 ini diangkat menjadi warga kehormatan Korps Marinir, Selasa (9/12). Ia mendapatkan brivet trimedia dan antiteror aspek laut Korps Marinir.
Pengangkatan Ryamizard ini didasari Surat Keputusan Nomor 190/XII/2014 yang ditandatangani Mayjen TNI (Mar) Faridz Washington. Faridz jugalah yang memasangkan baret dan brevet marinir ke seragam Ryamizard.
Dalam pidatonya, Ryamizard mengungkapkan kenangannya selama 14 tahun berada di daerah operasi. Lulusan Akabri tahun 1974 ini mengaku tak dapat melupakan misi perdamaian di Kamboja yang diikutinya pada tahun 1992-1993.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sudah menjadi tanggung jawab saya untuk membangun dan meningkatkan kemampuan Korps Marinir demi mempertahankan kepentingan nasional," kata Ryamizard soal konsekuensi penerimaan penghargaan ini.
Kepada para prajurit marinir, pria berusia 64 tahun ini memberikan beberapa pesan. Ryamizard berharap, para prajurit mampu meningkatkan kadar ketakwaan mereka kepada sang pencipta. Tak kalah penting, menurutnya marinir juga perlu menegaskan jati dirinya sebagai tentara rakyat. "Harus diingat, bersama rakyat TNI kuat," ujarnya.
Terakhir, Ryamizard menuntut prajurit marinir untuk meningkatkan profesionalitas dan menjaga soliditas dengan anggota kepolisian.
Upacara militer yang dikomandani Kolonel Marinir Yohanes Rudi ini turut dihadiri Menko Polhukam Tedjo Edhy, mantan wakil presiden Tri Sutrisno, dan Pangkostrad Mayjen TNI Mulyono.
Ryamizard tercatat sebagai warga kehormatan Korps Marinir ke-34. Penerima pertama penghargaan ini adalah Jenderal Besar TNI (Purn) AH Nasution. Ia mendapatkannya pada 15 November 1965.
Nama-nama seperti LB Moerdani, Djoko Santoso, Susilo Bambang Yudhoyono, Purnomo Yusgiantoro, dan Timur Pradopo juga telah masuk ke jajaran warga kehormatan satuan komando utama TNI AL ini. Tedjo Edhy juga mendapatkan penghargaan serupa 8 Agustus 2008 silam.
Tak hanya pada warga negara Indonesia saja, penghormatan ini juga diberikan kepada lima petinggi militer dari negara lain, yakni CC Krulak, Lee Sang Roh, James T. Conway, Lee Young Ju, dan Pangeran Muda Haji Al-Muhtade Bilah. Pemimpin Brunei Darussalam, Sultan Hasanah Bolkiah juga pernah mendapatkan gelar serupa.