PENUNTASAN KASUS HAM

Tiga Tahun Kematian Sondang, Cetus Semangat Aktivis HAM

CNN Indonesia
Kamis, 11 Des 2014 13:28 WIB
Tiga tahun kematian Sondang Hutagalung,mahasiswa Universitas Bung Karno yang giat menyuarakan isu HAM, tetap memberi inspirasi perjuangan rekan-rekannya.
Para sahabat dan keluarga berfoto bersama memperingati kematian Sondang Hutagalung (10/12) (CNN Indonesia/M. Arby Rahmat)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sudah tepat tiga tahun paska meninggalnya Sondang Hutagalung, seorang mahasiswa Jurusan Ilmu Hukum Universitas Bung Karno yang membakar diri di depan Istana Negara pada Rabu (7/12).

Kematian aktivis yang giat menyuarakan persoalan ketimpangan keadilan dalam Himpunan Advokasi - Study Marhaenis Muda untuk Rakyat dan Bangsa Indonesia (Hammurabi) ini menginspirasi rekan-rekan aktivisnya untuk terus giat menyuarakan persoalan Hak Asasi Manusia (HAM).


Pada Rabu (10/12), para aktivis yang tergabung dalam Komite Aksi Solidaritas Untuk Munir (KASUM) menggelar aksi peringatan meninggalnya Sondang Hutagalung.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kakak kandung Sondang, Herman, mengatakan kepada Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) aksi bunuh diri Sondang berawal dari kekecewaan dirinya terhadap kasus-kasus pelanggaran HAM, ketidakadilan dan penanganan pemerintah era Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang dinilai lamban.

"Hari ini kita bukan hanya memperingati. Semoga kita generasi muda selayaknya menuntut hak asasi manusia," kata Astri dari KASUM, salah seorang sahabat Sondang kepada CNN Indonesia, Rabu (10/12) di depan Istana Negara.

Aksi itu dihadiri oleh para sahabat seperjuangan Sondang dan juga ayah Sondang, Viktor Hutagalung. Viktor mengatakan perasaannya berat melihat keadaan sekarang ini. Kematian Sondang tak membuahkan hasil apapun. Masih banyak penjahat HAM yang berkeliaran.

"Semoga perjuangan sondang dilanjutkan terus dimanapun kita berada. Biar ada perubahan dalam bangsa kita ini. Ia (Sondang) berani mengorbankan dirinya demi bangsa dan negara," ujar Viktor sebelum membaca doa dan melakukan aksi tabur bunga.

Astri mengatakan aksi itu dinilai penting karena Sondang juga termasuk salah satu sahabat penggiat HAM Munir Said Thalib yang mati diracun arsenik dalam perjalanan menuntut ilmu ke Belanda.

Semasa hidupnya, kata Astri, Sondang aktif berkampanye dan dalam kegiatan advokasi mengenai kematian Munir ataupun persoalan HAM lainnya.

Astri mengatakan aksi bakar diri Sondang tidak diketahui teman-temannya. "Setelah 40 hari kematiannya, ditemukan 2 buah surat tentang permohon maaf dan surat tentang mengutuk negeri ini (Indonesia)," katanya.

Isi surat itu diantaranya ucapan terimakasih kepada teman-temannya, pacarnya dan keluarga Sondang atas budi baik mereka. Tak hanya itu, Sondang juga mengutuk ketidakadilan, ketidakpedulian, kemiskinan dan penguasa yang diucapkannya jahat.

Di mata rekan aktivis HAM lainnya dari KontraS, LBH Jakarta ataupun Setara Institute, kematian Sondang bukanlah aksi sia-sia. Di mata teman-temannya, Sondang merupakan sosok yang selama ini dinilai konsisten dengan perjuangan HAM bersama para korban pelanggaran HAM baik yang terjadi sepanjang pemerintahan orde baru maupun yang terjadi setelah reformasi 1998.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER