Jakarta, CNN Indonesia -- Panglima TNI Jenderal Moeldoko dan Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) Jusuf Kalla menandatangani nota kesepahaman (MoU) kerja sama meningkatkan pelayanan kepalangmerahan. MoU yang akan berlaku selama lima tahun ini mencakup penanggulangan bencana, pelayanan donor darah, kesehatan, dan tugas kemanusiaan lainnya.
TNI selama ini adalah pendonor darah terbesar. Salah satu aksi donor darah terbesar TNI diselenggarakan saat HUT TNI ke-69 Oktober lalu. Menurut Moeldoko saat itu 78.237 anggota TNI mendonorkan darahnya untuk disumbangkan ke PMI. (Baca:
Panglima TNI: Jangan Ragu Meminta Bantuan TNI)
Moeldoko mengatakan, kini pasukannya bukan hanya menumpahkan darah tapi juga menyumbangkan darahnya bagi masyarakat. "Tentara di mana-mana selalu menumpahkan darah, tapi kini dengan kerelaan telah menyerahkan darahnya untuk kepentingan PMI," kata Moledoko usai penandatanganan kesepakatan di GOR Ahmad Yani, Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis (11/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
MoU ini ditandatangani Moeldoko dan Kalla dihadapan perwira tinggi TNI dari tiga angkatan. Turut hadir dalam acara ini KSAD Jenderal Gator Nurmantyo, KSAU Marsekal Ida Bagus Putu Dunia dan Wakil KSAD Letjen TNI Muhammad Munir.
Kalla sendiri memuji TNI sebagai pendonor darah terbesar. Aksi yang patut dicontoh oleh masyarakat lain. "MoU ini melanjutkan apa yang telah terjalin selama ini. Penyumbang darah paling banyak adalah TNI," Kalla
Kalla mengatakan TNI punya peran yang sangat besar dalam penyediaan darah di PMI. Tahun ini 20 persen stok darah nasional berasal dari TNI yang rajin mengadakan donor darah. Atas sumbangan TNI ini, stok darah nasional menurutnya aman. "Dulu cadangan darah rata-rata hanya untuk satu hari, sekarang lima hari," tambah Kalla.
Menurut Wakil Presiden RI ini, dalam setahun Indonesia membutuhkan lima juta kantong darah. Jumlah ini tergolong sangat tinggi dan harus dipenuhi. "Semakin maju sebuah negara, semakin banyak kebutuhan darahnya," ujarnya