Jakarta, CNN Indonesia -- Jumlah korban tewas bencana longsor di Dusun Jemblung, Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah yang sudah teridentifikasi mencapai 39 orang. Jumlah ini kemungkinan akan bertambah mengingat pencarian terhadap korban hilang masih terus dilakukan.
Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam Kementerian Sosial, Margo Wiyono, mengatakan jumlah korban tewas teridentifikasi tersebut tercatat di posko induk Karangkobar. Selain korban tewas, korban luka yang masih dirawat berjumlah 15 orang.
Jumlah korban yang dirawat itu juga kemungkinan akan terus bertambah, sebab kondisi kesehatan pengungsi biasanya mulai memburuk sekitar 3-4 hari di posko pengungsi. "Kami berupaya mengantisipasi, terutama terhadap kesehatan anak-anak," kata Margo kepada CNN Indonesia, Senin (15/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Margo sudah meminta tim medis agar lebih intensif memeriksa kondisi kesehatan pengungsi, khususnya anak-anak. Untuk pengungsi anak-anak, Kementerian Sosial juga memberikan trauma healing.
Sementara untuk korban tewas ini, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa telah menyalurkan santunan bagi kelurga yang ditinggalkan. Santunan sebesar Rp 5 juta itu diharapkan dapat meringankan beban keluarga korban tewas.
Bencana longsor di Dusun Jemblung bermula dari hujan deras yang mengguyur Kabupaten Banjarnegara sejak Kamis petang (11/12). Tanah mulai tak stabil dan akhirnya longsor pada Jumat sore (12/12) pukul 18.00 WIB. Sejak saat itu sampai hari ini, tim terus mencari korban.
Berbagai pihak bahu-membahu dalam proses evakuasi. Tim pencari berjumlah 2.000 lebih orang dikerahkan dari Tim Reaksi Cepat Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Wonosobo dan Purbalingga, TNI, Polri, Badan SAR Nasional, Palang Merah Indonesia, dan relawan. Tim menggunakan 10 alat berat, 7 dump truck, serta anjing pelacak.
BNPB melaporkan sebanyak 35 unit rumah rusak berat atau hilang tertimbun. Satu masjid dan sungai sepanjang 1 km rata dengan tanah. Sawah masyarakat seluas 8 hektare dan kebun palawija seluas 5 hektare rusak parah. Hewan ternak warga yang terdiri dari 5 ekor sapi, 30 ekor kambing, dan 500 ekor ayam serta itik juga jadi korban. Jumlah pengungsi hingga kini pun terus bertambah.