Jakarta, CNN Indonesia -- Baru saja menjabat sebagai presiden hampir dua bulan, namun Joko Widodo diharap mampu berkuasa selama sepuluh tahun ke depan atau dalam dua periode mendatang.
Harapan itu muncul dan disampaikan oleh politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Eva Sundari, saat ditemui setelah acara penyampaian hasil survei regenerasi pemimpin partai politik oleh Cyrus Network di Jakarta, Senin (15/12).
Dalam survei yang dilakukan Cyrus ditemukan fakta besarnya dukungan yang diberikan 1.220 responden atas Jokowi untuk menjadi ketua umum PDI Perjuangan. Presiden ke-7 Indonesia itu mendapat dukungan sebesar 26,1 persen responden. Angka mengalahkan dukungan yang diberikan kepada ketua umum PDI Perjuangan saat ini, Megawati Soekarnoputri. Anak perempuan Sukarno itu hanya mendapat 16,7 responden untuk kembali memimpin PDI Perjuangan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketika ditanyakan tanggapannya terhadap hasil survei, Eva Sundari mengatakan kepada CNN Indonesia bahwa Jokowi saat ini tidak bersedia untuk menjadi calon ketua umum PDI Perjuangan.
"Pak Jokowi tidak bersedia. Kalau menunggu habis jabatan masih lama itu. Saya malah berharap beliau berkuasa sepuluh tahun kok," ujar ketua DPP PDIP ini.
Dalam pemaparan survei, Eva Sundari juga menyampaikan bahwa dirinya tidak setuju dengan pendekatan yang digunakan Cyrus Network dalam melakukan survei. "Saya tidak suka pendekatan yang dipakai, yaitu kita tidak butuh sistem yang baik, namun hanya tokoh saja," jelasnya saat diskusi berlangsung.
Eva menganggap sosok Megawati masih dibutuhkan oleh PDI Perjuangan untuk menjaga soliditas partai. Apalagi, menurut Eva, Megawati sudah mendapat dukungan untuk memimpin PDI Perjuangan lagi pada saat Rapat Kerja Nasional di Semarang September lalu.
"Bahkan Pak Jokowi juga meminta Bu Mega untuk memimpin (partai) lagi kan. Siapa yang bisa mensolidkan (PDI-P) kalau bukan Bu Mega?" tegas Eva lagi.
Eva menambahkan, PDI Perjuangan yang menjadi 'rumah' baginya telah melakukan berbagai proses regenerasi hingga saat ini. Namun, memang kepemimpinan masih belum bisa diregenerasi pada Kongres Nasional tahun depan. Walaupun begitu, ia mengatakan bahwa Puan Maharani dapat menjadi pengganti Megawati sebagai ketua umum di suatu saat nanti.
"Puan bisa, karena dia keturunan biologis Sukarno. Konstituen PDI-P banyak yang Sukarnois, jadi faktor itu masih dianggap penting untuk menjaga ideologi partai," Eva melanjutkan.