Jakarta, CNN Indonesia -- Pernyataan Bendahara Umum Partai Golongan Karya versi Musyawarah Nasional Bali, Bambang Soesatyo, bahwa Golkar pimpinan Aburizal Bakrie akan mengambil alih kantor Dewan Pimpinan Pusat Golkar dari kubu Agung Laksono mendapat reaksi dari pihak Agung. Rencananya pengambilalihan sendiri akan dilakukan jika Golkar versi Aburizal dimenangkan oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia pada Rabu (17/12).
Dalam menyikapi hal tersebut, Sekretaris Jenderal Partai Golkar versi Agung, Zainuddin Amali mempersilakan siapapun dari kubu Aburizal datang asal sudah seizin Wakil Ketua Umum, Yorrys Raweyai.
"Silakan saja datang, kami tidak pernah melarang orang untuk datang ke sini," ujar Zainuddin di kantor DPP Partai Golkar, Senin (15/12). "Tapi nanti harus minta izin Pak Yorrys kalau mau masuk," lanjut Amali.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya memang sudah ada tiga orang kader Partai Golkar versi Aburizal yang datang kantor Golkar di kawasan Slipi, Jakarta Barat, itu. Ketiganya adalah Rully Chairul Azwar, MS Hidayat, dan Idrus Marham. Rully datang atas persetujuan Yorrys yang saat itu mengatakan kedatangan Rully sudah dikomunikasikan sebelumnya dengan MS Hidayat.
Sementara MS Hidayat yang juga Ketua Harian Golkar versi Aburizal hadir di kantor DPP Partai Golkar atas undangan Yorrys karena ada yang perlu dibicarakan.
Meski mempersilakan kubu Aburizal datang, namun Amali tak menjamin tidak terjadi kerusuhan seperti beberapa waktu lalu. Apalagi jika kedatangan kubu Aburizal hendak mengambil alih kantor dari penguasaan kubu Agung. "Bisa saja, tapi mungkin baru lima menit masuk terus kabur," ujar Amali sambil tertawa.
Kerusuhan pecah saat rapat pleno persiapan Munas Golkar di Kantor DPP Golkar. Dalam rapat pleno tersebut, kelompok yang dipimpin Yorrys bentrok dengan kelompok pimpinan Ahmad Dolly Kurnia. Sejak saat itu Yorrys yang pernah menjadi Ketua Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) itu menguasai Kantor DPP Golkar.
Saat ini kedua kubu tengah menunggu keputusan Menteri Hukum dan HAM terkait kepengurusan mana yang dianggap sah. Kedua kubu sama-sama menggelar Munas, masing-masing di Bali dan Jakarta. Jika Munas di Bali memilih Aburizal sebagai Ketua Umum, Munas di Jakarta memilih Agung sebagai orang nomor satu di partai berlambang beringin itu.