Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) berpendapat seharusnya wakil dia, Djarot Saiful Hidayat, bisa lebih hebat dari Presiden Joko Widodo. Ini karena Djarot sukses menata Blitar selama memimpin kota di Jawa Timur itu selama dua periode, 200-2005 dan 2005-2010.
“Pak Djarot seharusnya lebih hebat dari Pak Jokowi. Cuma nasibnya belum bagus saja," kata Ahok ketika memberikan pidato sambutan pada pelantikan Djarot sebagai Wakil Gubernur Jakarta di Balai Agung, Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (17/12).
Alasan Ahok memilih Djarot sebagai wakilnya ialah karena rekam jejak politikus PDIP itu selama menjabat wali kota Blitar. Djarot dikenal tak suka membangun kota dengan gaya metropolitan nan mewah. Dia menghindari pembangunan mal dan menekankan penataan pedagang kaki lima. Di bawah Djarot, Blitar meraih penghargaan Adipura tiga tahun berturut-turut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ahok lalu membandingkan Djarot dengan Jokowi. Jokowi menjabat wali kota Solo tak sampai dua periode, karena di tengah periode keduanya, dia diboyong PDIP ke Jakarta untuk bertarung pada Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta 2012.
“Pak Djarot lebih lama jadi wali kota. Dari umur juga lebih tua Pak Djarot (dari Jokowi). Enggak beda jauh sih,” seloroh Ahok.
Soal pembagian kerja antara Ahok dan Djarot, Ahok mengatakan tak perlu ada pembedaan spesifik. “Kami akan berebut kerja,” kata mantan bupati Belitung Timur itu.
Kerja keroyokan dipandang Ahok penting guna mencapai Jakarta Baru dengan waktu cepat. “Kami harus berpikir betul untuk memenuhi otak, dompet, dan perut warga Jakarta,” ujar Ahok.
Dia mengaku senang akhirnya mendapat wakil yang sesuai dengan kemauannya. “Orang yang masih jomblo, belum menikah, tidak tahu rasanya bagaimana dapat pendamping,” canda Ahok lagi.
Pilihan Ahok atas Djarot itu juga direstui Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri ikut menghadiri pelantikan Djarot di Balai Kota DKI Jakarta. Restu PDIP kini penting bagi Ahok karena dia telah kehilangan dukungan dari Koalisi Merah Putih di DPRD DKI Jakarta pasca mundur dari Gerindra.