Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo meresmikan sembilan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) menjadi Institusi Agama Islam Negeri (IAIN) dan tiga IAIN menjadi Universitas Islam Negeri (UIN). Selain itu, Jokowi juga meluncurkan program ribuan doktor muslim.
Hal tersebut dilakukan Jokowi untuk mendorong Indonesia sebagai rujukan pendidikan Islam di dunia sebagaimana diucapkannya dalam peresmian Transformasi Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) dan peluncuran Program 5.000 doktor di Istana Negara, Jumat (19/12).
"Indonesia adalah negara Islam sekaligus negara demokrasi terbesar di dunia. Islam dan demokrasi bisa berjalan beriringan. Saya meyakini ini bisa menjadi modal dan kekuatan terbesar dalam rangka politik global," kata Jokowi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jokowi kemudian bercerita kalau setiap kali bertemu dengan pemimpin dunia dalam konferensi atau pertemuan antar negara, pertanyaan mengenai Indonesia sebagai negara Islam dan demokrasi terbesar selalu terlontar.
"Artinya kita dipandang mereka dari sisi itu. Apa ada negara lain seperti kita? Belum ada," kata dia.
Jokowi kemudian mengatakan bagaimana pemimpin negara lain selalu menanyakan masalah penanganan terorisme di Indonesia. Lalu, Jokowi mengatakan selalu menyampaikan bahwa penanganan yang dilakukan seluruh dunia tidak akan menyelesaikan masalah.
"Pendekatan di Indonesia melalui keamanan, pasti. Tapi yang lebih penting adalah pendekatan keagamaan dan kultural. Ini yang lebih permanen dan menjaga negara kita," katanya.
Selain dihadiri oleh Jokowi, tampak pula dalam acara tersebut Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, beberapa duta besar negara sahabat dan para rektor UIN, IAIN dan STAIN di seluruh Indonesia.
Menanggapi pernyataan Jokowi, Lukman mengaku sepakat. Menurutnya, pendidikan Islam dibutuhkan Indonesia sehingga pihaknya berencana untuk mencanangkan program yang dapat membuat Indonesia sebagai kiblat pendidikan Islam dunia.
"Jika ada kesan pusat pendidikan Islam selama ini di negara Timur Tengah, sudah saatnya Indonesia jadi kiblat bagi warga dunia," ucap dia.
Lukman menilai Indonesia, sebagai negara dengan mayoritas pemeluk Muslim, memiliki potensial dan kesiapan yang cukup untuk menjadi tuan rumah bagi negara lain yang mau belajar tentang Islam.
Untuk mendukung hal tersebut, dia mengatakan saat ini kementeriannya mempersiapkan seribu calon doktor pendidikan agama Islam untuk kuliah di dalam dan luar negeri.
Dia mengatakan saat ini di Indonesia terdapat 693 lembaga perguruan tinggi Islam di 13 provinsi, yang terdiri atas 55 perguruan tinggi keagamaan islam negeri dan 638 lembaga swasta.
Kehadiran PTKIN, kata Lukman, sangat penting karena berkaitan erat dengan sejarah pergerakan bangsa. Peran perguruan tinggi juga berperan aktif sebagai perekat Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Melalui kajian keIslaman menjadi perekat efektif dan tempat pertemuan dari berbagai paham keagamaan," kata dia.