Jakarta, CNN Indonesia -- Universitas Gadjah Mada (UGM) mengutuk keras pembubaran acara nonton dan diskusi film Senyap 'Look of Silent' karya sutradara Joshua Oppenheimer yang marak terjadi beberapa waktu belakangan ini.
Rektor UGM, Dwikorita Karnawati, menyampaikan tiga sikap terhadap peristiwa pembubaran yang terjadi di beberapa daerah di Indonesia, berdasarkan surat pernyataan yang dikirim ke CNN Indonesia, pada Jumat (19/12).
Pertama, pihak UGM mengutuk intimidasi yang dilakukan oleh sekelompok orang terhadap acara pemutaran film Senyap di UGM, Rabu (17/12). Peristiwa tersebut dikatakan mencederai kebebasan mimbar akademik yang telah diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945.
Kedua, UGM menyayangkan pengamanan dari pihak keamanan kampus dan kepolisian yang gagal mengamankan keberlangsungan acara. Terakhir, Universitas tertua di Indonesia tersebut menuntut pemerintah untuk segera melakukan tindakan atas maraknya kasus intimidasi yang terjadi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pembubaran pemutaran film Senyap beberapa waktu ini memang kerap terjadi. Sebelum intimidasi di UGM, kejadian serupa sempat terjadi di kampus ISI Yogyakarta dan Universitas Brawijaya Malang.
Film garapan sutradara Joshua Oppenheimer itu memang mengundang perhatian banyak kalangan. Senyap sendiri bercerita tentang pandangan dan kehidupan keluarga korban pembunuhan orang-orang yang dianggap komunis pada tahun 1965 hingga 1966.
Namun, beberapa pihak menganggap film tersebut mengandung unsur penyebaran ajaran komunisme. Sehingga pembubaran kerap dilakukan oleh beberapa kelompok ormas. Salah satunya yang mengatasnamakan sebagai Forum Umat Islam (FUI) Yogyakarta.