Jakarta, CNN Indonesia -- Beberapa siswa dari dua Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)Muhammadiyah di pulau Jawa berhasil menciptakan mobil berbahan bakar tenaga surya yang ciamik. Mobil dengan nama Suryawangsa 2 dan Giwangkara tersebut dipamerkan ke publik pada Jumat (19/12) di Jakarta.
Acara peluncuran mobil bertenaga surya tersebut turut dihadiri oleh Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsuddin serta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan.
Din mengatakan pihaknya ingin mendorong para siswa untuk bisa menghasilkan kendaraan yang ramah lingkungan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami ingin membuat kendaraan yang ramah lingkungan, apalagi saat ini BBM juga semakin langka," kata Din kepada wartawan.
Mobil bertenaga surya tersebut dibuat oleh siswa dari SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi Malang, Jawa Timur (Suryawangsa 2) dan SMK Muhammadiyah Haurgeulis Indramayu, Jawa Barat (Giwangkara).
Suryawangsa 2 memiliki kemampuan menempuh kecepatan hingga 60 km per jam meskipun menggunakan tenaga surya sebagai bahan bakar mobil berkapasitas enam orang tersebut. Sinar matahari dapat menyalakan mesin Suryawangsa 2 setelah menyinari empat buah Solar Cell yang terdapat di atap mobil tersebut.
Kendaraan yang dirancang untuk keluarga tersebut dibuat dalam rentang waktu delapan bulan pada 2014 ini. Seluruh pembiayaan pembuatan mobil tersebut berasal dari dana kas SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi Malang.
"Biaya total lebih dari 100 juta kami sediakan sendiri. Ini murni karya SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi Malang," ujar kepala sekolah SMK Muhammadiyah 7 Malang, Pahri.
Tidak berbeda jauh dengan Suryawangsa 2, mobil Giwangkara juga memiliki kemampuan yang cukup hebat. Mobil yang rencananya akan disediakan untuk kendaraan massal rakyat itu mampu menampung 4 penumpang di dalamnya. Selain itu, jumlah solar panel yang ada di Giwangkara juga berjumlah empat dengan kapasitas daya sebesar 12 Volt/20 Ampere.
Walaupun hanya berjalan hingga kecepatan 40 km/jam namun Giwangkara sudah dapat dikatakan bagus untuk ukuran mobil yang diproduksi oleh murid SMK.
"Masih butuh banyak perkembangan tetapi ini adalah proses pembelajaran bagi siswa. Sebenarnya kedua mobil ini (Suryawangsa 2 dan Giwangkara) tidak jauh berbeda ya," kata kepala sekolah SMK Muhammadiyah Haurgeulis, Suparman, menjelaskan.
Mobil Suryawangsa 2 dan Giwangkara langsung dikendarai menuju Indramayu dan Malang selepas diresmikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan, jumat (19/12) pagi. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui