Jakarta, CNN Indonesia -- Lembaga Swadaya Masyarakat Lingkar Madani untuk Indonesia (Lima) menilai pelantikan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sebagai Gubernur DKI Jakarta merupakan capaian positif dalam perpolitikan Indonesia di tahun 2014.
“Yang menarik dari pengangkatan Ahok menjadi Gubernur DKI Jakarta adalah kemampuan penerimaan publik Jakarta dalam menerima perbedaan. Ini berarti masyarakat Jakarta semakin toleran dalam memandang perbedaan suku, agama, dan ras di dunia politik,” kata Direktur Lima, Ray Rangkuti, dalam ‘Bincang Akhir Tahun’ yang digelar Formappi, Lima, dan TePI, di kawasan Sarinah, Jakarta Pusat, Senin (22/12).
Ahok dilantik menjadi Gubernur Jakarta setelah gubernur sebelumnya, Joko Widodo, terpilih menjadi Presiden RI dalam Pemilu 2014. Pelantikan Ahok sempat dikecam sejumlah ormas agama yang memandang Ahok tak layak memimpin Jakarta karena agamanya berbeda dengan mayoritas agama penduduk Jakarta.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terlepas dari pandangan ormas-ormas itu, dukungan publik terhadap Ahok begitu kuat. Artinya, ujar Ray, masyarakat mulai memilah calon-calon pemimpin berdasarkan kompetensi dan kualitas, bukan cuma berdasarkan agama, suku, maupun partai politik.
“Yang terpenting bagi masyarakat adalah apa yang bisa dilakukan orang tersebut. Bukan masalah agama, partai, atau kekuatan ekonominya,” kata Ray.
Perubahan paradigma masyarakat tersebut, menurut Ray, juga dipengaruhi oleh kehadiran media massa yang beragam saat ini. Media, kata Ray, menjadi aktor yang berperan dalam memberikan pendidikan politik bagi rakyat.