Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Ketua Umum Golkar Yorrys Raweyai memperkirakan suara Golkar anjlok lebih parah ketimbang prediksi Lingkaran Survei Indonesia akibat konflik internal yang melanda partai itu. Sebelumnya, survei terbaru LSI Denny JA menunjukkan perolehan suara Golkar berada di angka 8,4 persen jika pemilu legislatif digelar hari ini.
“(Penurunan elektabilitas) bukan hal baru bagi kami. Kami bahkan memprediksi lebih buruk dari survei LSI, yakni suara Golkar di bawah 8 persen, tepatnya di kisaran 6 persen,” kata Yorrys di Kantor Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Senin (22/12).
Menurut Yorrys, sejak awal dia sudah memprediksi elektabilitas Golkar anjlok kerena Aburizal Bakrie gagal memimpin partai itu. Apalagi, menurut Yorrys, Ical mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang tak sesuai dengan konsitusi partai.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Sebelum ada Munas Bali dan Munas Jakarta saja, saya sudah prediksi Golkar di bawah 10 persen. Apalagi sekarang ada dua kepengurusan, ada konflik, ya bisa 6 persen,” ujar politikus kelahiran Serui, Papua Barat, itu.
Namun kubu Agung berpendapat berbeda. Bendahara Umum Golkar hasil Munas Bali, Bambang Soesatyo, menyebut survei LSI Denny JA soal Golkar mengada-ada. “Saya curiga survei itu menekankan pada islah, bukan pada penyelesaian hukum di pengadilan,” kata dia.
Selasa besok (23/12), kubu Agung dan Ical menggelar pertemuan untuk membicarakan rencana rujuk kedua kubu. Masing-masing kubu telah menunjuk lima juru runding. Negosiator kubu Agung ialah Priyo Budi Santoso, Agun Gunandjar Sudarsa, Ibnu Munzir, Andi Mattalata, dan Yorrys Raweyai. Sementara negosiator kubu Ical adalah MS Hidayat, Sharif Cicip Sutarjo, Theo L Sambuaga, Freddy Latumahina, dan Aziz Syamsuddin.