PENGAMANAN POLISI

Ancaman Teroris Bayangi Perayaan Natal

CNN Indonesia
Selasa, 23 Des 2014 10:44 WIB
"Intelijen kami melihat masih ada gerakan-gerakan (teroris), tapi itu tidak signifikan bagi perayaan Natal dan Tahun Baru," kata Sutarman.
Prajurit Satuan Penanggulangan Teror TNI Sat-81 Gultor Kopassus TNI AD, Detasemen Jala Mangkara TNI AL, dan Satuan Bravo '90 Paskhas TNI AU berpose di samping kendaraan taktis di Perdanakusuma, Jakarta, Senin (1/12). ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf
Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Sutarman menyatakan pada perayaan Natal di Indonesia masih berpotensi terjadi aksi teror. Namun, potensi tersebut terbilang kecil.

"Intelijen kami melihat masih ada gerakan-gerakan (teroris), tapi itu tidak signifikan bagi perayaan Natal dan Tahun Baru," kata Sutarman seusai menggelar apel Operasi Lilin 2014 di Markas Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (23/12).

Menurutnya, potensi itu pun sudah ditangani dengan baik oleh pihak kepolisian sehingga tidak perlu dikhawatirkan. "Itu tidak mengurangi kewaspadaan kami dalam mengamankan hari raya ini."

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia juga menyatakan, kepolisian perlu diapresiasi karena dapat mencegah aksi-aksi terorisme sebelum terjadi. Menurutnya, ini perlu dilakukan karena dampak aksi teroris sangat besar.

"Kalau dulu teror itu nyerang dulu meledakan kemudian diungkap, polisi dianggap hebat. Tapi sekarang kita lebih hebat karena menangkap mereka sebelum menyerang," tutur Sutarman.

Pada operasi kepolisian dengan sandi Lilin 2014 ini, Kepolisian Daerah Metro Jaya mengerahkan lebih dari 11 ribu personel khusus untuk mengamankan perayaan Natal dan Tahun Baru.

Sementara Mabes Polri sendiri mengerahkan sebanyak 145.756 untuk operasi yang dijalankan terhitung 24 Desember hingga 2 Januari ini.

Pasukan tersebut dalam penugasannya akan dibagi ke dalam dua daerah prioritas. "Ini dilakukan atas dasar karakteristik keamanan dan kebutuhan masing-masing daerah," kata Sutarman.

Untuk prioritas pertama terdiri 12 kesatuan Polisi daerah (Polda) yang lebih membutuhkan pengamanan. Daerah tersebut adalah Pulau Jawa, Bali, Papua, Sumatera Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, dan Kepulauan Maluku. Adapun 19 daerah sisanya termasuk ke dalam daerah prioritas kedua.

Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) mencermati sejumlah daerah berpotensi terjadinya gangguan keamanan pada masa perayaan Natal tahun ini. Sekretaris Eksekutif Bidang Diakonia PGI Jeirry Sumampow menyebut ancaman gangguan keamanan terjadi di luar DKI Jakarta. “Kalau isu gangguan keamanan memang paling banyak di Jakarta tapi keamanan di Jakarta pada saat Natal tidak ada masalah,” ujar Jeirry saat dihubungi CNN Indonesia, Selasa (23/12).

Jeirry mencermati setiap perayaan Natal pihak kepolisian selalu mengerahkan personel dalam jumlah yang besar karena memang ada potensi gangguan keamanan terutama di luar Jakarta.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER