Jakarta, CNN Indonesia -- Nahdlatul Ulama mendukung langkah Presiden Joko Widodo untuk menolak grasi atas eksekusi hukuman mati para bandar dan pengedar narkoba. NU yang merupakan organisasi masyarakat Islam terbesar di negeri ini menegaskan bahwa para penjual barang haram tersebut memang layak diganjar hukuman terberat.
"NU mendukung hukuman mati terhadap pengedar dan produsen narkoba, bukan pengguna. Hukuman itu sudah sesuai dengan ayat dalam Al-Quran. Orang yang membuat kerusakan harus dibunuh atau dipotong dua tangan dua kaki atau disalib atau dibuang ke laut," kata Ketua PBNU Said Aqil Siradj saat menerima Jokowi di Kantor Pusat Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Kramat Raya, Jakarta, Rabu (24/12).
Dalam kunjungannya, Jokowi meminta pendapat para ulama NU terkait kebijakan hukuman mati yang diberikan kepada para pengedar dan produsen narkoba di Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami menyampaikan tentang hukuman mati, terutama hukuman untuk pengedar narkoba, memohon pandangan dari NU," ujar Jokowi usai pertemuan.
Menurut Jokowi, pandangan dari para kyai dan ulama di Indonesia diperlukan oleh pemerintah untuk mengambil setiap kebijakan ke depannya. "Sehingga negara betul-betul memiliki kewibawaan dalam hal ini (penanganan masalah narkoba)," ujarnya.