Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat menyoroti persoalan sampah yang menumpuk di Sungai Ciliwung. Djarot miris melihat kebanyakan sampah yang terpendam di sungai tersebut adalah kantong plastik.
Djarot mengatakan ia sudah melihat langsung sampah-sampah yang menggunung di Sungai Ciliwung hingga beberapa pintu air. Banyak sampah kantong plastik yang tersangkut di pintu air.
"Kalian tahu Sungai Ciliwung itu dasarnya isinya apa? Plastik semua. Di pintu air itu juga yang nyangkut plastik semua," ujar Djarot saat ditemui oleh awak media di rumah dinasnya, Kamis (25/12). Dia mengatakan plastik adalah barang yang sangat sulit untuk diuraikan dan sangat berbahaya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"30 tahun adalah waktu yang dibutuhkan untuk bisa mengurai sampah,” lanjut mantan wali kota Blitar tersebut. Akibat fenomena terlalu banyaknya penggunaan kantong plastik di Jakarta, Djarot mengatakan akan mengeluarkan instruksi untuk melarang penggunaan kantong plastik di seluruh tempat perbelanjaan di Jakarta.
"Ini bukan mengurangi, tapi melarang," kata Djarot. Djarot pun tidak masalah dengan kemungkinan akan adanya penolakan dari berbagai perusahaan pembuat plastik. Dia menegaskan jika tidak ingin rugi silakan buat produk yang ramah lingkungan.
"Silakan terus memproduksi tapi buat yang harus bisa didaur ulang," katanya. "Kalau tidak mau beli ya bawa kantong sendiri dari rumah."
Banjir memang menjadi salah satu masalah utama yang sulit untuk diselesaikan oleh beberapa pemimpin Jakarta masa dulu. Djarot pun mengakui hal tersebut dan mengatakan tata ruang menjadi masalah utama yang menyebabkan banjir terjadi di Jakarta.
"Jakarta itu bisa tenggelam karena pengerukan air tanah di Jakarta sudah parah dan menyebabkan ketinggian tanah menurun. Sedangkan pemanasan global di dunia menyebabkan air laut naik. Bisa tenggelam," ujarnya.
"Kita saat ini berusaha untuk mengurangi dampak banjir dan sekarang sudah mulai berkurang dan ketinggian air pun kian menurun."