Jakarta, CNN Indonesia -- Upaya Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kementerian Keuangan membantu pencarian pesawat AirAsia QZ8501 sudah dilakukan sejak pukul 19.00 WIB. Namun setelah mencari selama 13 jam, para petugas patroli di tiga kapal yang dikerahkan disekitar perairan lokasi hilangnya kontak pesawat belum membuahkan hasil.
“Setiap satu jam sekali petugas patroli wajib lapor ke saya dan berkoordinasi dengan tim pencarian lainnya,” ujar Kepala Kantor Wilayah DJBC Khusus Kepulauan Riau Evy Suhartantyo kepada CNN Indonesia, Senin (29/12).
Menurut Evy, tiga kapal patroli DJBC Kantor Wilayah Kepulauan Riau dengan nomor lambung BC7003, BC9002, dan BC10002 yang diturunkan untuk mencari pesawat nahas tersebut telah dilengkapi dengan alat komunikasi dan radar pendeteksi logam sekaligus logistik untuk mendukung pencarian selama sehari penuh.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Setiap radar yang melekat pada kapal DJBC mampu mendeteksi serpihan material hingga radius 1 mil. Namun sampai saat ini belum ada sinyal masuk atau laporan ditemukannya puing pesawat tersebut dari tim saya,” ujar Evy.
Namun, DJBC menurut Evy tidak akan berhenti membantu melakukan pencarian. Hari ini rencananya Evy akan kembali menurunkan kapal patroli dengan pencarian difokuskan pada tujuh sektor koordinat di wilayah Kepulauan Bangka Belitung dan Selat Karimata di antara Sumatera dan Kalimantan yang menghubungkan Laut China Selatan dan Laut Jawa.
Sementara pada pencarian hari pertama, DJBC telah menurunkan tiga kapal patroli dengan total 54 awak kapal. Armada kapal BC7003 telah diinstruksikan menyisir perairan sebelah barat Kalimantan Barat, sedangkan BC9002 dan BC10002 bergerak ke arah perairan Lingga yang merupakan kawasan terluar batas wilayah perairan Kepulauan Riau.