Jakarta, CNN Indonesia -- Hingga saat ini pencarian terhadap pesawat AirAsia QZ8501 masih belum menemui hasil. Salah satu penyebabnya adalah lantaran Emergency Locator Transmitter (ELT) dan Pinger yang terpasang di pesawat belum memancarkan sinyal yang bisa dilacak Badan SAR Nasional.
Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Tatang Kurniadi mengatakan ada tiga kondisi yang membuat ELT dan Pinger tak memancarkan sinyal. Pertama, jika lokasi jatuhnya pesawat berada di antara pegunungan.
Dia mengatakan pegunungan bisa menghalangi pantulan sinyal yang keluar saat ELT tersebut mengalami benturan ke tanah. Hal tersebut menyebabkan alat yang dimiliki Basarnas tidak akan bisa menangkap sinyal tersebut. "Kecuali sinyalnya memancar ke atas dan langsung menuju satelit," kata Tatang saat jumpa pers dengan Menteri Perhubungan Ignatius Jonan dan CEO AirAsia Tony Fernandez di kantor Otoritas Bandara Wilayah 1 Soekarno-Hatta, Senin (29/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kedua, jika kabel yang terpasang di ELT terputus dan menyebabkannya tidak akan mampu mengirimkan sinyal apapun pada alat milik Basarnas. Ketiga, jika ELT tersebut rusak saat pesawat mengalami benturan.
Kondisi itu pun bisa terjadi pada Pinger yang terpasang di dekat Blackbox pesawat. Bedanya adalah, Pinger akan bereaksi jika alat tersebut menyentuh air. Tatang mengatakan hingga Senin siang (29/12) KNKT dan Basarnas belum mendapatkan sinyal apapun dari kedua alat tersebut.
Tatang enggan berspekulasi terkait posisi konkret pesawat tersebut. "Kami tim investigasi tidak bisa berpacu pada satu data saja, tapi harus banyak data," ujar Tatang.
Hal tersebut dia katakan berkaitan dengan indikasi pesawat QZ8501 jatuh di laut lepas di sekitar Selat Karimata. Hipotesis tersebut muncul karena koordinat terakhir pesawat tersebut sebelum menghilang dari radar adalah di sekitar Selat Karimata yang membentang di antara Pulau Sumatera dan Pulau Kalimantan.
Kepala Basarnas FHB Soelistyo pun baru menduga-duga lokasi pesawat tersebut. "Dugaan saya berada di dasar laut karena koordinat terakhir yang diberikan ada di laut," ujarnya.