PENCARIAN PESAWAT

AirNav: Kalau Diizinkan Naik, AirAsia Bisa Tabrak Garuda

CNN Indonesia
Senin, 29 Des 2014 11:29 WIB
Dirut AirNav Ignatius Bambang Tjahjono menjelaskan alasan mengapa pilot AirAsia QZ8501 Capt. Irianto tidak diizinkan menaikkan ketinggian penerbangannya.
Plt Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Djoko Murjatmodjo memimpin konferensi pers yang juga dihadiri oleh Dirut AirNav Ignatius Bambang Tjahjono (kemeja biru gelap). (ANTARA FOTO/Lucky R)
Cengkareng, CNN Indonesia -- Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia atau AirNav akhirnya menjelaskan alasan petugas air traffic controler (ATC) Bandara Soekarno-Hatta tidak mengizinkan pesawat AirAsia QZ8501 menaikkan ketinggian penerbangan guna menghindari awan tebal yang menutupi jalur penerbangannya kemarin.

Ignatius Bambang Tjahjono, Direktur Utama AirNav, mengakui Capt. Irianto yang menjadi pilot pesawat Airbus A320-200 nahas tersebut memang telah meminta kepada petugas ATC untuk menaikkan ketinggian penerbangan dari 32 ribu kaki ke 38 ribu kaki.

“Namun untuk bisa mencapai 38 ribu kaki tersebut, AirAsia harus melalui ketinggian 34 ribu kaki yang ketika itu ada pesawat milik PT Garuda Indonesia Tbk,” ujar Bambang di Posko Penanganan Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Senin (29/12).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Bambang, jika petugas ATC mengizinkan pesawat AirAsia untuk naik saat itu juga, maka tabrakan di udara dengan pesawat Garuda Indonesia dipastikan akan terjadi.

Sebelumnya Pelaksana tugas Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Djoko Murjatmodjo menjelaskan berdasarkan data percakapan yang terekam antara pilot dengan ATC, pesawat AirAsia kemudian diminta untuk bergeser ke kiri, karena permintaannya untuk naik ke atas tidak memungkinkan.

Namun sesaat setelah meminta izin menaikkan ketinggian, pesawat QZ8501 lantas tak terdeteksi radar. Saat itu berdasarkan data cuaca, kata Djoko, memang tak bagus. "Banyak awan kumulonimbus," ucapnya.

Pesawat AirAsia QZ 8501 rute Surabaya-Singapura resmi dinyatakan hilang pada 07.55 WIB. Saat kontak dengan ATC Bandara Soetta diketahui, pesawat terbang dengan ketinggian 32 ribu kaki pada pukul 06.12 WIB.

Kemudian pada pukul 06.16 WIB, pesawat masih terlihat di layar radar. Baru pada pukul 06.17 WIB, di layar hanya tampak sinyal ADS-B. "Saat itu pesawat sekaligus hilang kontak dengan ATC," kata Djoko.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER