Jakarta, CNN Indonesia -- Kondisi jenazah yang tenggelam di laut umumnya lebih baik dibandingkan mayat yang ditemukan di air tawar. Perbedaan kandungan air tawar dan air laut menjadi sebab munculnya perbedaan tersebut.
Umumnya, jenazah yang ditemukan di laut mengalami proses pembusukan yang lebih lama dibandingkan mayat di air tawar. Kandungan air laut yang mampu membuat massa tubuh manusia menjadi ringan menjadi penyebabnya. "Buktinya aja, kalau kita berenang di air tawar kan badan akan semakin berat. Kalau di laut akan lebih enteng," jelas Kasubag Hubungan Pers Media dan Publikasi Basarnas, M. Yusuf, kepada CNN Indonesia, Rabu (31/12).
Yusuf mengatakan, tubuh mayat yang berada di laut umumnya akan mulai membesar ketika memasuki hari ketiga. Setelah itu, jika mayat tetap berada di laut dalam jangka enam hari, maka besar kemungkinan kondisi tubuhnya akan semakin hancur.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Berdasarkan pengalaman saya itu kalau lebih dari enam hari di laut bisa lebih hancur kondisi badannya (jenazah). Kalau sudah seperti itu terserah pihak keluarga mau mengevakuasi atau tidak," lanjut Yusuf menambahkan.
Jika keberadaan mayat dideteksi berada pada kedalaman ratusan meter di bawah laut, maka disarankan jenazah tersebut tidak diambil. Namun, Tim SAR akan tetap menyelamatkan jenazah tersebut seandainya pihak keluarga tetap menginginkan penyelamatan dilakukan.
"Itu (evakuasi) terserah keluarga ya. Tapi ada baiknya tidak dilakukan sih kalau ada di kedalaman yang jauh di bawah laut," lanjut Yusuf menjelaskan.
Menurut Yusuf, mayat yang ditemukan di perairan akan memungkinkan untuk dievakuasi selama masih ada tulang dalam jasad tersebut. Jika kondisi sudah hancur dan tidak ada tulang, maka evakuasi tidak bisa lagi dilakukan.