Pangkalan Bun, CNN Indonesia -- Badan SAR Nasional memindahkan tim evakuasi dari kapal KN 224 ke KRI Banda Aceh, menyusul gagalnya Basarnas mendaratkan tim penyelam gabungan dari TNI Angkatan Laut dan Basarnas Special Group, Rabu malam (31/12).
Basarnas memindahkan tim evakuasi dari KN 224 ke KRI Banda Aceh menggunakan KN 101 Purworejo. KRI Banda Aceh dipilih karena berjenis katamaran yang memiliki daya tahan lebih tinggi terhadap ombak. Sementara KN 224 sejak kemarin gagal keluar dari Muara Kumai.
Hari ini, Kamis (1/1), delapan orang tambahan bergabung dalam tim evakuasi. Total pada tim ini terdapat 20 anggota Basarnas, plus 47 penyelam TNI AL yang berasal dari Komando Pasukan Katak, Detasemen Jala Mengkara, Intai Amfibi, dan Dinas Penyelamatan Bawah Permukaan Air.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pukul 07.50 WIB, KN Purworejo telah bersiap menarik jangkar dari Pelabuhan Panglima Utar Kumai. Berdasarkan pantauan CNN Indonesia, cuaca terlihat jauh lebih cerah dibanding kemarin.
Tim penyelam gabungan bertugas mengevakuasi jenazah maupun serpihan-serpihan pesawat AirAsia QZ8501. Terdapat dua skenario jenazah.
Koordinator penyelam TNI AL, Dhegratmen, menyatakan jika dalam perjalanan KN Purworejo menemukan korban, tim dapat langsung mengangkatnya ke atas kapal dan membawanya dengan helikopter ke posko evakuasi di Pangkalan Bun.
Skenario kedua, korban akan dievakuasi oleh KN 224 yang telah lebih dulu berangkat pagi ini. “Kami akan menggunakan KN 224 jika cuaca baik dan kapal bisa menembus gelombang. Kalau tidak, evakuasi dilakukan dengan helikopter,” kata dia.
Pencarian hari kelima ini akan difokuskan ke 120 mil laut arah Bangka Belitung.
(agk)