EVAKUASI AIRASIA

Lelah dan Kecewa Tak Hentikan Pencarian QZ8501

Abraham Utama | CNN Indonesia
Sabtu, 03 Jan 2015 07:21 WIB
Penyelam awak KN 101 Purwerejo belum berhasil mengevakuasi korban di hari keenam pencarian. Namun sekali layar terkembang, pantang surut ke belakang.
Para penyelam Basarnas di KN 101 Purwerejo mempersiapkan alat selam untuk menyelam di sekitar lokasi yang diidentifikasi terdapat puing dan korban QZ8501. (Reuters/Beawiharta)
Pangkalan Bun, CNN Indonesia -- Semangat bercampur lelah menjadi satu bagi para penyelam Badan SAR Nasional yang ada di Kapal Nasional 101 Purworejo. Rasa kecewa menghampiri karena di pencarian hari keenam, Jumat (2/1), tak satupun penyelam berhasil mengevakuasi korban jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501.

Kapal ditumpangi para penyelam itu harus berputar haluan menuju Pelabuhan Panglima Utar Kumai, 20 nautical mile sebelum tiba di zona pencarian. Ganasnya laut belum memberikan kesempatan bagi mereka untuk menceburkan diri mencari para korban QZ8501.

"Paling tidak, coba kami bisa menyelam sekali saja untuk memastikan ada tidaknya serpihan atau korban di zona itu. Kalau pun tidak ada, kami lega karena ada kepastian," kata Charles Batlajery, Komandan Operasi SAR Basarnas Special Group di KN Purworejo.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Charles dan 24 rekannya telah memendam rasa kecewa itu sejak awal operasi penyelamatan. Sejak melaut dari Dermaga Kali Jabat, Tanjung Priok, Jakarta, Minggu (28/12), belum sekalipun mereka mengevakuasi korban maupun benda yang diduga terkait AirAsia QZ8501. Padahal tim khusus Basarnas yang dibentuk tahun 2012 itu telah membawa peralatan evakuasi bawah laut terbaik mereka.

Kapal KN Purworejo di Pelabuhan Panglima Utar Kumai, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. (CNN Indonesia/Abraham Utama)
Cuaca buruk dan gelombang tinggi selalu menggagalkan upaya pencarian mereka sejak Senin (29/12).

Jumat pagi, ketika KN Purworejo berangkat sekitar pukul 06.00 WIB, cuaca sebenarnya terlihat cerah. Namun begitu meninggalkan Muara Kumai, langit mulai mendung, alam enggan bersahabat. Goncangan begitu terasa ketika kapal menghantam ombak setinggi dua hingga tiga meter.

Mengawali perjalanan, penyelam Basarnas sudah mempersiapkan peralatan canggih mereka. Remote Operation Vehicle (ROV) atau alat pendeteksi benda bawah laut yang selama ini tersimpan rapi dalam bungkusnya, telah 100 persen siap digunakan.

Berjalan dengan kecepatan tinggi, KN Purworejo pada 08.45 WIB sudah melewati KRI Banda Aceh. Kapal milik TNI Angkatan Laut itu merupakan titik utama evakuasi korban AirAsia QZ8501 di laut lepas.

Pukul 13.41 WIB, Kapten Adil Triyanto memutar arah saat melihat benda semacam life vest di sisi kanan geladak. Kecepatan kapal diturunkan seminimal mungkin agar para evakuator Basarnas dapat mengecek benda tersebut.

Seorang penyelam BSG terlihat siap menunggu perintah Charles untuk terjun ke laut. Opsi penyelaman tak diambil karena benda itu disinyalir sampah kapal pencari ikan. Benar saja, benda bercorak kuning itu memang tak ada kaitannya dengan AirAsia QZ8501. Benda bertuliskan aksara Mandirin itu ternyata jeriken.

Setelah peristiwa itu, KN Purworejo terus berlayar menuju dermaga Kumai. Pencarian akan kembali dilakukan pagi ini, Sabtu (3/1). Charles berharap timnya dapat segera berkontribusi positif pada proses pencarian pesawat milik taipan Malaysia Tony Fernandes yang mengangkut 162 orang tersebut.

Meski memendam kekecewaan, tak satupun dari awak kapal akan pulang sebelum puing dan seluruh jasad ditemukan. Sekali layar terkembang, pantang surut ke belakang.

Benda yang diduga terkait AirAsia QZ8501 lewat di sisi kanan KN Purworejo, Jumat siang (2/1). (CNN Indonesia/Abraham Utama)
(pit/agk)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER