EVAKUASI AIRASIA

Singapura Kirim 7 Personel Ahli Forensik

Megiza | CNN Indonesia
Minggu, 04 Jan 2015 17:32 WIB
Lima di antara ahli forensik asal Negeri Singa itu adalah ahli sidik jari.
Keluarga korban mengunjungi Posko DVI untuk memberikan data ante mortem guna identifikasi jenazah. di Bandara Juanda, Surabaya, 31 Desember 2014. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sebanyak 12 jenazah penumpang pesawat AirAsia QZ 8501, yang diterima oleh tim Disaster Victim Investigation (DVI) kemarin, Sabtu (3/1), hingga kini masih menjalankan identifikasi post-mortem di RS Bhayangkara Polda Jawa Timur.

Kapusdokkes Polri Brigadir Jenderal Arthur Tampi mengatakan, mulai hari ini, proses identifikasi post-mortem yang dilakukan oleh tim DVI tak hanya dilakukan oleh ahli forensik dalam negeri.

Akan tetapi, beberapa negara yang telah mengirimkan bantuannya ke Indonesia, juga terus memberikan bantuan dengan menurunkan ahli-ahli forensik terbaik mereka untuk membantu tim DVI Indonesia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sejak hari ini, ada rekan-rekan kami dari Singapura. Ada tujuh orang. Lima tenaga ahli fingerprint (sidik jari), kemudian ada satu patologi forensik dan satu odontologi forensik," kata Arthur, Minggu (4/1).

Tidak hanya Singapura, bantuan tenaga ahli juga diberikan oleh Korea dan Australia. Arthur menyebutkan, negara tetangga, Australia, sudah memberikan konfirmasi atas kedatangan dua pakar forensik mereka.

"Besok kita akan dibantu juga oleh tenaga DVI dari Korea dan Australia. Yang Australia tadi juga sudah mengkonfirmasi, dia akan menghadirkan satu odontologi forensik dan satu patologi forensik," ujarnya.

Sebelumnya, tim DVI telah mengumumkan hasil identikfikasi tiga jenazah penumpang pesawat AirAsia QZ 8501. Ketiganya adalah awak kabin AirAsia Wismoyo Ari Prambudi, 24, asal Klaten; bocah perempuan berusia 10 tahun, Jie Stevie Gunawan, asal Surabaya; dan juga penumpang bernama Juanita Limantara, 30, asal Surabaya. (meg)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER